Musibah, atau biasa disebut bencana atau musibah, adalah sesuatu yang tak terduga yang terjadi dalam hidup manusia. Dalam Islam, setiap Muslim diajarkan untuk memiliki kepercayaan dan sikap yang positif dalam menghadapi masalah dan kesulitan yang datang. Hal ini karena kita percaya bahwa setiap ujian dan masalah yang kita hadapi adalah bagian dari perencanaan ilahi dan hanya merupakan cara Allah menguji keimanan dan ketabahan kita. Lalu, apa yang dikatakan Rasulullah ketika seseorang Muslim ditimpa musibah?
Rasulullah SAW, dalam hadisnya, memberikan pandangan yang menyejukkan dan penuh hikmah tentang bagaimana seorang Muslim harus merespon musibah. Beliau bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a:
“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kesusahan, gangguan, keresahan, kesedihan, sakit, dan kesengsaraan, bahkan duri yang melukainya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya karena hal itu.” (HR. Bukhari)
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa musibah dalam pandangan Islam tidak selalu berarti suatu hal yang negatif. Sebaliknya, musibah bisa jadi merupakan cara Allah SWT untuk mendekatkan hamba-Nya kepada-Nya atau cara bagi seorang hamba untuk mendapat pahala dan ampunan dari-Nya. Rasulullah juga memberikan nasihat bagaimana seorang Muslim harus merespon pada saat ditimpa musibah.
Rasulullah SAW dalam hadisnya menyebutkan, “Orang yang paling diuji adalah para nabi, kemudian orang-orang yang shalih, kemudian orang yang paling mirip dengan mereka, kemudian yang paling mirip lagi. Seseorang diuji sesuai dengan agamanya. Jika agamanya kuat, ujiannya akan ditambah. Dan jika agamanya lemah, dia diuji sesuai dengan kekuatannya dalam agama. Sungguh, seorang hamba terus diuji hingga dia berjalan di muka bumi bebas dari dosa.” (HR. Tirmidzi)
Belajar dari hadis di atas, seorang Muslim harus hendaknya senantiasa bersabar dan memandang musibah sebagai bentuk ujian dari Allah. Sabar di sini bukan berarti pasrah dan tidak berusaha. Seorang Muslim diajarkan untuk bersabar dalam menghadapi ujian, namun tetap berusaha untuk merubah keadaan tersebut sesuai kemampuan dan usaha yang bisa dilakukan.
Kesimpulan dari semua ini adalah bahwa pandangan Islam terhadap musibah atau bencana adalah unik dan berbeda dari pandangan umum. Seorang Muslim diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk meyakini bahwa musibah adalah bagian dari takdir Allah SWT, dan bisa menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan menjadi alat untuk membersihkan dosa dan meningkatkan keimanan. Sehingga, dalam menghadapi musibah, seorang Muslim harus memadukan sikap sabar, tabah, serta usaha dan tawakkal kepada Allah SWT.