Sebuah kesalahpahaman yang umum dalam masyarakat adalah mengasumsikan bahwa buta aksara hanya berlaku untuk orang dewasa atau orangtua yang tidak dapat membaca atau menulis. Namun, apa yang terjadi jika ada anak di usia 7 hingga 12 tahun yang tidak bersekolah dan tidak dapat membaca dan menulis? Apakah mereka juga termasuk dalam kategori buta aksara? Jawabannya, sayangnya, adalah ya.
Dalam dunia pendidikan, istilah buta aksara merujuk pada individu yang tidak bisa membaca dan menulis dalam bahasa apapun. Sedangkan, standar yang ditetapkan oleh UNESCO untuk mendefinisikan buta aksara adalah ketidakmampuan seseorang untuk memahami dan menulis pesan pendek dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, definisi ini berlaku bagi setiap individu, terlepas dari usia, termasuk anak-anak antara usia 7 dan 12 tahun.
Permasalahan ini menjadi ironis karena pada usia sekolah dasar, anak-anak seharusnya sudah mulai belajar membaca dan menulis. Namun, fakta bahwa ada anak-anak dalam kategori usia ini yang tidak dapat melakukan hal tersebut menjadi indikasi adanya masalah dalam sistem pendidikan dan kemiskinan secara lebih luas.
Faktor penyebabnya bisa beragam, mulai dari kurangnya fasilitas pendidikan yang memadai, kurangnya akses ke pendidikan akibat biaya, hingga faktor lingkungan yang tidak kondusif untuk belajar. Situasi ini memperlihatkan pentingnya melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya untuk memastikan setiap anak mendapatkan hak pendidikannya.
Terus terang, situasi ini merupakan sebuah tragedi edukasi. Sangat perlu bagi kita semua untuk memahami bahwa buta aksara bukan hanya masalah yang dihadapi oleh orangtua. Ini adalah isu global yang mempengaruhi jutaan anak-anak di seluruh dunia, termasuk mereka yang berada di usia 7 hingga 12 tahun.
Namun, sebelum kita bisa menyelesaikan masalah ini, kita harus mengenalinya dan menghapus stigma negatif yang biasanya dikaitkan dengan buta aksara. Harapannya, dengan pemahaman yang lebih baik, kita semua bisa berkontribusi untuk memerangi buta aksara di setiap tingkatan usia dan membantu semua anak mendapatkan pendidikan yang layak. Dengan demikian, kita bisa melihat generasi yang lebih cerah dan berpengetahuan di masa depan.