Diskusi

Biasanya Warga Buta Aksara Sering Dikaitkan Dengan Orangtua yang Belum atau Tidak Bisa Baca dan Tulis. Apabila Ada Anak Usia 7 hingga 12 Tahun yang Tidak Bersekolah dan Tidak Bisa Membaca dan Menulis, Apakah Dikategorikan Sebagai Warga Buta Aksara?

46
×

Biasanya Warga Buta Aksara Sering Dikaitkan Dengan Orangtua yang Belum atau Tidak Bisa Baca dan Tulis. Apabila Ada Anak Usia 7 hingga 12 Tahun yang Tidak Bersekolah dan Tidak Bisa Membaca dan Menulis, Apakah Dikategorikan Sebagai Warga Buta Aksara?

Sebarkan artikel ini
Biasanya Warga Buta Aksara Sering Dikaitkan Dengan Orangtua yang Belum atau Tidak Bisa Baca dan Tulis. Apabila Ada Anak Usia 7 hingga 12 Tahun yang Tidak Bersekolah dan Tidak Bisa Membaca dan Menulis, Apakah Dikategorikan Sebagai Warga Buta Aksara?

Definisi tentang buta aksara seringkali dikaitkan dengan orang dewasa yang tidak memiliki keterampilan membaca dan menulis. Padahal, fenomena ini tak melulu berkenaan dengan orang dewasa semata namun juga berlaku pada anak-anak usia 7 hingga 12 tahun yang tidak bersekolah dan tidak bisa membaca serta menulis.

Konsep buta aksara sendiri telah digunakan secara luas dalam berbagai konteks, namun terdapat penafsiran yang umum dari UNESCO, yang menjabarkan buta aksara sebagai “ketidakmampuan untuk membaca dan menulis, dengan pemahaman, suatu tulisan pendek dan sederhana yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari” (UNESCO, 2006).

Dengan demikian, apabila ada anak usia 7 hingga 12 tahun yang tidak bersekolah dan tidak bisa membaca dan menulis, maka hal tersebut bisa dikategorikan sebagai buta aksara. Mengingat, buta aksara tidak hanya dipandang berdasarkan aspek usia, namun sejauh mana seseorang mampu menggunakan keterampilan membaca dan menulis dalam aktivitas sehari-hari.

Permasalahan buta aksara, khususnya pada anak usia dini, menjadi isu yang krusial. Diperlukan pendekatan terintergrasi seperti fasilitasi akses pendidikan dasar, peningkatan kualitas metode belajar mengajar, hingga sosialisasi pentingnya literasi sejak usia dini. Dengan harapan, semakin sedikit angka anak yang terjebak dalam kondisi buta aksara dan mereka dapat meraih masa depan yang lebih baik.

Referensi:

UNESCO. (2006). Literacy. In EFA Global Monitoring Report. [online] Available at: http://unesdoc.unesco.org/images/0014/001461/146122E.pdf [Accessed 8 Oct. 2021].

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *