Satu konsep penting dalam ekonomi adalah bagaimana harga suatu barang atau jasa mempengaruhi permintaan dan penawaran. Biasanya, peningkatan harga barang menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta oleh konsumen, dan demikian sebaliknya. Namun, dalam beberapa kasus, perubahan harga tidak mempengaruhi jumlah produk yang diminta. Hal ini disebut dengan istilah inelastisitas permintaan.
Inelastisitas Permintaan
Inelastisitas permintaan merujuk pada situasi di mana perubahan harga barang tidak berdampak signifikan terhadap jumlah produk yang diminta. Ini biasanya terjadi ketika barang tersebut adalah produk yang sangat dibutuhkan, atau tidak ada pengganti yang memadai.
Faktor lain yang mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan termasuk urgensi kebutuhan, jangka waktu dan persepsi konsumen terhadap produk tersebut. Jika barang tersebut dianggap sebagai kebutuhan pokok, seperti makanan dan minum, maka permintaan akan tetap stabil meski harga berfluktuasi.
Contoh Inelastisitas Permintaan
Salah satu contoh barang dengan permintaan inelastis adalah rokok. Meski harga rokok sering meningkat, jumlah rokok yang diminta konsumen tidak berubah secara signifikan. Hal ini disebabkan karena rokok dianggap barang adiktif, dan konsumen yang merokok akan terus membeli rokok meski harganya naik.
Gas dan listrik adalah contoh lain dari barang dengan permintaan inelastis. Kita membutuhkan gas dan listrik untuk kegiatan sehari-hari, dan tidak ada pengganti yang memadai untuk kedua barang tersebut. Oleh karena itu, jika harga gas atau listrik naik, permintaan akan tetap tinggi.
Kesimpulan
Dalam sebagian besar kasus, harga dan permintaan produk bergerak berlawanan arah, namun ada juga situasi di mana perubahan harga tidak mengubah jumlah produk yang diminta. Istilah ini disebut inelastisitas permintaan. Seorang penjual harus memahami konsep ini untuk dapat membuat keputusan pemasaran yang efektif. Sebaliknya, pemahaman ini juga penting bagi konsumen untuk membuat keputusan pembelian yang paling menguntungkan.