Uang tunai, meski tidak menghasilkan bunga, tetap menjadi aset yang penting dalam portofolio seseorang dan memiliki fungsi penting dalam manajemen keuangan pribadi. Meski praktik ini sering kali dianggap tidak efisien dalam cakupan ekonomi yang lebih luas, bila dilihat dari perspektif individu, pemegang uang ini memiliki alasan mereka sendiri. Dibawah ini adalah beberapa alasan yang mungkin mendasari keputusan ini.
1. Keamanan dan Kenyamanan
Uang tunai memberikan rasa keamanan dan kenyamanan bagi pemegangnya. Dalam situasi darurat atau keadaan tak terduga, uang tunai bisa berperan sebagai alat pembayaran yang mudah dan cepat. Di beberapa wilayah, transaksi tunai masih mendominasi dan dianggap lebih dapat diandalkan.
2. Perlindungan dari Kondisi Pasar yang Fluktuatif
Dalam kondisi pasar yang fluktuatif dan tidak stabil, uang tunai bisa bertindak sebagai ‘penyangga’ atau ‘jaring pengaman’. Ini memungkinkan orang untuk menjaga daya beli mereka dan memberikan fleksibilitas untuk membuat keputusan investasi ketika waktu yang tepat tiba.
3. Menghindari Biaya dan Bunga
Meski kecil, masih ada biaya terkait dengan penarikan uang dari bank dan pencetakan cek. Hal ini, ditambah dengan bunga, mungkin bisa menjadi alasan untuk mempertahankan uang tunai. Selain itu, beberapa orang mungkin juga ingin menghindari hutang atau penggunaan kredit.
4. Privasi
Transaksi tunai memberikan tingkat privasi yang tidak bisa diberikan oleh transaksi digital. Dalam transaksi tunai, individu dapat menjaga anonimitas dan tidak perlu khawatir tentang pelacakan atau penyalahgunaan data.
Meskipun ini, realitasnya adalah bahwa pemegang uang tunai mungkin kehilangan peluang untuk mendapatkan pendapatan tambahan melalui bunga. Menabung di bank atau memilih jenis investasi lainnya mungkin akan menghasilkan lebih banyak keuntungan dalam jangka panjang. Namun, keputusan untuk memegang uang tunai adalah keputusan pribadi yang mungkin didasarkan pada berbagai faktor seperti risiko, kebutuhan dan kenyamanan.
