Di banyak negara yang mengalami musim dingin, salju dan es sering menutupi jalan dan trotoar yang dapat mengakibatkan bahaya bagi pejalan kaki dan kendaraan. Sebagai solusi, masyarakat biasanya menaburkan garam ke hamparan salju. Ini tidak sekedar kebiasaan, namun berdasarkan ilmu kimia, khususnya mengenai sifat koligatif larutan.
Sifat Koligatif
Sifat koligatif adalah sifat larutan yang bergantung pada jumlah molekul partikel zat terlarut dalam larutan, dan tidak bergantung pada sifat aslinya. Sifat ini meliputi titik didih larutan (peningkatan titik didih), titik bekunya larutan (penurunan titik beku), tekanan uap larutan (penurunan tekanan uap), dan tekanan osmotik.
Mengapa Menabur Garam?
Ketika hujan salju turun dan suhu lingkungan turun di bawah titik beku air (0℃), salju dan air hujan yang jatuh dapat membeku dan menjadi es. Es ini dapat menyebabkan kondisi berbahaya bagi lalu lintas jalan raya dan pejalan kaki.
Garam yang ditaburkan pada hamparan salju membantu mencairkan es karena sifat koligatif larutan, lebih tepatnya prinsip penurunan titik beku larutan. Garam (NaCl), sebagai zat terlarut, menurunkan titik beku air. Ini berarti garam membuat es memerlukan suhu yang lebih rendah untuk membeku. Dengan titik beku yang lebih rendah, es akan mulai mencair, bahkan di bawah 0℃, membuat jalanan dan trotoar lebih aman.
Oleh karena itu, menaburi garam bukan hanya cara efektif untuk mencairkan es, tetapi juga cara yang relatif murah dan mudah untuk mencegah kecelakaan di jalan raya dan trotoar yang sedang menghadapi musim dingin.
Jadi, Jawabannya Apa?
Dari wacana di atas, sifat koligatif larutan yang paling relevan dengan fenomena penaburan garam di atas salju dan es adalah penurunan titik beku larutan. Fenomena ini merujuk pada penurunan suhu di mana cairan berubah menjadi padatan ketika zat terlarut ditambahkan. Fenomena ini digunakan dalam praktik penaburan garam di jalanan dan trotoar untuk mencairkan es selama musim dingin.