Pada bulan Desember tahun 2004, dunia dikejutkan oleh tragedi yang melanda Nanggroe Aceh Darussalam, Indonesia. Tsunami dahsyat menggulung puluhan ribu kilometer persegi di provinsi paling barat Indonesia tersebut. Tragisnya, ratusan ribu nyawa harus melayang dan kerugian materi yang amat sangat banyak meninggalkan bekas luka mendalam bagi penduduk Aceh dan Indonesia pada umumnya.
Peristiwa yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,1-9,3 SR ini menjadi tsunami paling mematikan dalam sejarah. Kerusakan parah dan kerugian materi yang begitu besar menggambarkan kehebatan alam yang terjadi mendadak, tanpa ada peringatan sebelumnya.
Peristiwa seperti ini seringkali menimbulkan perenungan mendalam tentang kehidupan kita di dunia ini. Sudah sejauh mana kita mempersiapkan diri jika mendapat musibah yang tiba-tiba serupa dengan hari kiamat yang digambarkan dalam ajaran Islam dan Al-Qur’an?
Al-Qur’an banyak mengemukakan tentang hari kiamat sebagai peringatan bagi umat manusia. Salah satu yang bisa kita pelajari adalah QS. Al-Hajj:1-2, yang berbunyi: “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu. Sesungguhnya gempa bumi kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar. Pada hari kamu melihatnya, setiap wanita yang menyusui anaknya akan lupa anak yang disusuinya dan setiap wanita yang hamil akan melahirkan kandungannya. Dan kamu akan melihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal mereka tidak mabuk. Akan tetapi azab Allah itu sangat keras.”
Melihat dari ayat tersebut, peristiwa tsunami Aceh bisa kita samakan dengan gempa kiamat yang digambarkan dalam kitab Al-Qur’an. Kehancuran fisik dan moral, serta kepanikan massa mirip dengan fenomena yang akan terjadi pada hari kiamat.
Namun, apakah kita bisa menyimpulkan bahwa peristiwa seperti ini adalah tanda dari datangnya hari kiamat ataukah hanya sebagai ujian dan peringatan dari Tuhan? Menurut banyak ulama, tidak ada manusia yang tahu secara pasti kapan hari kiamat akan datang. Itu adalah rahasia Tuhan yang hanya diketahui-Nya saja. Seluruh peristiwa alam, baik berupa bencana atau kejadian lainnya, adalah sebagai peringatan bagi manusia agar senantiasa meningkatkan ketaqwaannya dan mempersiapkan diri menghadapi akhirat.
Jadi, jawabannya apa? Semua ini hanyalah pertanda bahwa manusia harus selalu waspada dan siap menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi dalam hidup ini, termasuk hari kiamat. Bagaimana kita menyikapi setiap kejadian dan menjalani hidup dengan bijaksana dan penuh kebajikan adalah ujian sebenarnya yang nantinya akan menjadikan kita manusia yang siap menjawab panggilan dari Sang Pencipta.