Market

Allah SWT, Menyuruh Kita untuk Memikirkan Segala yang Diciptakan-Nya Baik tentang Pergantian Siang dan Malam, Maupun yang Ada di Bumi dan di Langit, Tetapi Kita Dilarang Memikirkan Dzat-Nya, Karena…

30
×

Allah SWT, Menyuruh Kita untuk Memikirkan Segala yang Diciptakan-Nya Baik tentang Pergantian Siang dan Malam, Maupun yang Ada di Bumi dan di Langit, Tetapi Kita Dilarang Memikirkan Dzat-Nya, Karena…

Sebarkan artikel ini
Allah SWT, Menyuruh Kita untuk Memikirkan Segala yang Diciptakan-Nya Baik tentang Pergantian Siang dan Malam, Maupun yang Ada di Bumi dan di Langit, Tetapi Kita Dilarang Memikirkan Dzat-Nya, Karena…

Dalam al-Quran, Allah SWT banyak kali mengajak makhluk-Nya untuk mengamati dan merenungkan segala ciptaan-Nya. Sebagai contoh, pergantian siang dan malam yang tak pernah berhenti, bumi dan langit dengan segala isinya, terumbu-umbu laut, hingga kerlipan bintang di malam hari. Semua itu, selain menunjukkan kebesaran dan kekuasaan Allah, juga merupakan bukti atas keberadaan dan ke-Esaan-Nya.

Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan kebijaksanaan, keindahan, dan ketertiban yang luar biasa. Semua telah diatur dengan hikmah yang sempurna, maka tidak ada satu pun yang sia-sia atau tanpa maksud dan tujuan. Seluruh alam semesta ini diciptakan Allah sebagai ayat-ayat, tanda-tanda, atau bukti-bukti yang menunjukkan keberadaan-Nya, kekuasaan-Nya, hikmah-Nya, dan rahmat-Nya.

Dalam Surat Al-Imran ayat 191, firman Allah: “Orang-orang yang ingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (dengan berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.”

Namun demikian, ada batasan dalam pemikiran ini. Dalam sebuah hadits Qudsi, Rasulullah SAW menyampaikan bahwa Allah berfirman: “Janganlah kalian berusaha memikirkan hakekat dzat-Ku, tetapi pikirkanlah tentang sifat-sifat-Ku dan amal-amal-Ku.”

Kita dilarang memikirkan dzat Allah SWT karena kapasitas pemahaman manusia yang terbatas tidak mampu untuk memahami hakekat Allah yang Maha Suci dan Maha Agung. Memikirkan dzat Allah berarti mencoba memahami sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh akal dan indra manusia. Pemikiran semacam ini justru bisa menjerumuskan seseorang ke dalam kebingungan dan keraguan dalam iman.

Berbeda apabila memikirkan sifat-sifat dan amal-amal Allah. Hal ini justru dapat mengantarkan manusia kepada pemahaman akan ke-Maha Kuasaan dan ke-Maha Baikannya Allah. Sehingga memperkuat kecintaan dan keimanan terhadap-Nya.

Jadi, jawabannya apa?

Jawabannya adalah bahwa kita disuruh memikirkan ciptaan Allah dan merenungkannya sebagai bentuk pengenalan diri kita kepada Allah SWT dan memperkokoh keyakinan kita terhadap keberadaan dan keagungan-Nya. Namun, kita dilarang keras untuk memikirkan mengenai dzat Allah SWT karena hal ini di luar kapasitas pemahaman kita sebagai manusia dan hanya akan mengarahkan kita pada kebingungan dan keraguan. Pemikiran-pemikiran semacam ini harus kita hindari dan kita harus fokus pada memahami sifat-sifat Allah dan amal-amal Allah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *