Bencana alam biasanya dianggap hanya sebagai fenomena yang menghancurkan. Namun, mereka juga membuka jendela pengamatan untuk memahami berbagai fenomena alam yang mendasarinya. Salah satu bencana alam yang menarik perhatian adalah jebolnya tanggul Situ Gintung di Indonesia.
Pada 27 Maret 2009, sebuah dinding tanggul holding di Situ Gintung, sebuah waduk buatan yang berada di daerah Ciputat, Tangerang Selatan, jebol. Bencana ini mengakibatkan setidaknya 100 nyawa hilang dan kerusakan properti yang signifikan. Kecelakaan itu menjadi salah satu bencana alam paling mematikan dalam catatan recent pertahanan sipil Indonesia.
Bencana tersebut dapat dianalisis sebagai fenomena geosfer, yaitu fenomena yang terjadi di dalam sistem bumi. Geosfer sendiri melibatkan banyak komponen, termasuk litosfer (kulit bumi), pedosfer (tanah dan tanah), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara).
Untuk mengkaji fenomena geosfer seperti jebolnya tanggul Situ Gintung, pendekatan geografi yang tepat adalah pendekatan geografi fisik. Pendekatan ini mengeksplorasi hubungan antara manusia dan lingkungan fisik mereka.
Geografi fisik akan mengkaji faktor-faktor geologis dan hidrologis yang berkontribusi pada kejebolan tanggul, seperti jenis tanah, kepadatan penduduk, dan pola aliran air. Ini juga akan meneliti bagaimana manusia telah mempengaruhi fenomena tersebut melalui konstruksi dan pemeliharaan tanggul.
Studi ini akan membantu kita memahami bagaimana interaksi antara geosfer dan aktivitas manusia dapat menyebabkan bencana. Dalam konteks ini, pemahaman tersebut penting untuk merancang strategi yang lebih baik dalam pengelolaan dan mitigasi bencana alam.
Selain pendekatan geografi fisik, pendekatan lain yang bisa digunakan adalah geografi manusia yang berfokus pada interaksi manusia dan lingkungannya, termasuk bagaimana masyarakat menangani dan merespons bencana.
Dengan memahami lebih baik tentang geosfer dan bagaimana aktivitas manusia berinteraksi dengan geosfer, kita dapat berharap untuk lebih baik dalam mencegah dan merespon bencana di masa mendatang.
Jadi, jawabannya apa? Pendekatan geografi yang paling tepat untuk mengkaji fenomena geosfer seperti jebolnya tanggul Situ Gintung adalah melalui geografi fisik dan juga melibatkan analisis dari perspektif geografi manusia. Kedua pendekatan ini membantu kita memahami sebab-sebab bencana dan dampaknya terhadap populasi manusia dan lingkungan.