Guru

Akibat Hujan Lebat yang Terjadi Terus-Menerus Menyebabkan Jembatan Penghubung Suatu Desa Putus: Masyarakat Gotong Royong Membangun Jembatan Sementara sebagai Pengamalan Pancasila

48
×

Akibat Hujan Lebat yang Terjadi Terus-Menerus Menyebabkan Jembatan Penghubung Suatu Desa Putus: Masyarakat Gotong Royong Membangun Jembatan Sementara sebagai Pengamalan Pancasila

Sebarkan artikel ini
Akibat Hujan Lebat yang Terjadi Terus-Menerus Menyebabkan Jembatan Penghubung Suatu Desa Putus: Masyarakat Gotong Royong Membangun Jembatan Sementara sebagai Pengamalan Pancasila

Hujan lebat yang terjadi terus-menerus tak jarang menyebabkan kerusakan infrastruktur di berbagai wilayah. Salah satunya adalah putusnya jembatan penghubung sebuah desa akibat diterjang banjir bandang dan longsoran tanah. Kejadian ini benar-benar mengganggu aktivitas warga desa, karena jembatan tersebut merupakan jalur transportasi utama yang menghubungkan desa dengan kawasan luar.

Namun, di tengah kesulitan tersebut, masyarakat desa tidak tinggal diam. Mereka segera melakukan gotong royong untuk membangun jembatan sementara agar tetap dapat melakukan aktivitas sehari-hari. Pembangunan jembatan darurat ini tentunya memerlukan sinergi, kerjasama, dan kebersamaan dari seluruh anggota masyarakat desa. Kegiatan ini sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, khususnya pada sila kedua, yaitu “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.”

Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia memiliki lima sila yang saling melengkapi satu sama lain. Pada sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” mengajarkan kita untuk senantiasa menghargai martabat dan harkat manusia. Hal ini tercermin pada gotong royong yang dilakukan masyarakat desa tersebut saat harus membangun jembatan sementara. Mereka bekerja sama, bekerja keras, dan saling membantu tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, atau profesi demi kepentingan bersama.

Kegiatan gotong royong ini tentunya melibatkan berbagai pihak, mulai dari anak-anak, remaja, orang dewasa, hingga para lansia. Semangat kebersamaan yang ditunjukkan masyarakat desa merupakan contoh konkret dari pengamalan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Kebersamaan ini juga sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia yang ingin saling bekerja sama dalam mencapai kesejahteraan bersama.

Oleh karena itu, kegiatan membangun jembatan sementara yang dilakukan oleh masyarakat desa tersebut bisa dijadikan sebagai teladan bagi kita semua dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan kehidupan. Dengan semangat gotong royong dan saling membantu, kita akan lebih mampu menjalani kehidupan dan mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia.

Jadi, jawabannya apa? Kegiatan gotong royong yang dilakukan masyarakat desa tersebut merupakan contoh pengamalan Pancasila sila kedua, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.” Seluruh warga desa bekerja sama untuk mengatasi masalah jembatan putus dengan saling membantu dan mengutamakan kepentingan bersama, menghargai martabat dan harkat manusia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *