Bu Ani, seorang pendidik asal daerah pedesaan, saat ini tengah mempelajari modul ajar dari platform “Merdeka Mengajar”. Modul ajar yang ditujukan untuk inklusi pendidikan alternatif ini mencakup berbagai topik, salah satunya ialah cara membuat ikan asin secara tradisional. Modul tersebut memandu peserta didik untuk mengolah ikan segar menjadi asin menggunakan bahan dan teknik sederhana – sebuah refleksi pengetahuan tradisional dan budaya nusantara.
Namun, sekolah Bu Ani berada di daerah pertanian yang jauh dari laut. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri karena ikan segar menjadi barang langka dan sulit dijangkau. Lagipula, keadaan ini tidak memungkinkan Bu Ani dan peserta didiknya untuk melaksanakan kegiatan membuat ikan asin seperti dalam modul tersebut.
Di tengah keterbatasan itu, Bu Ani menemukan cara menghadirkan modul tersebut dengan metode yang disesuaikan dengan konteks lokal. Salah satu hasil alam yang melimpah di daerah Bu Ani adalah sawi. Bangkit dengan ide kreatif, Bu Ani mengajak peserta didiknya untuk membuat sawi asin sebagai alternatif dari ikan asin.
Upaya Bu Ani dalam melakukan modifikasi modul ajar ini dilakukan dengan sangat hati-hati. Mengadaptasi konsep pembuatan ikan asin, teknik yang digunakan dalam pengolahan sawi asin mininmal sama. Dimulai dari pemilihan sawi yang segar, pengeringan dengan cara tradisional, hingga penggunaan garam sebagai bahan pengawet alami.
Modifikasi ini tidak juga mengesampingkan tujuan awal pembelajaran. Bukannya sekedar mengajarkan cara membuat makanan tradisional, modul ini adalah latihan bagi peserta didik untuk mendalami keterampilan, pemahaman ilmu pengetahuan, dan mengembangkan rasa apresiasi terhadap warisan budaya. Dengan sawi asin, mereka melakukan eksplorasi terhadap sumber daya lokal dan memahami bagaimana melibatkan sains dalam kehidupan sehari-hari.
Bu Ani telah menunjukkan bagaimana seorang pendidik bisa memanfaatkan kreativitas untuk menyesuaikan materi ajar dengan konteks lokal dan kondisi peserta didik. Inovasi seperti ini menunjukkan bagaimana pendidikan dapat menjadi lebih relevan, bermakna, dan inklusif, meskipun dalam pengalaman belajar sehari-hari sekalipun.
Jadi, mempelajari modul ajar bukan hanya soal menyalin kegiatan yang ditulis di atas kertas, tapi juga tentang bagaimana menyesuaikan dan menjadikannya relevan untuk peserta didik. Dan tentu saja, semua ini membutuhkan proses kreativitas dan inovasi dari pendidik, seperti yang telah ditunjukkan oleh Bu Ani melalui pembuatan sawi asin.