Gerakan transisi PAUD ke SD telah menjadi topik yang sering diangkat dalam konteks pendidikan dasar di Indonesia. Transisi ini mengacu pada periode perpindahan dimana anak-anak berusia dini beralih dari pendidikan anak usia dini (PAUD) ke pendidikan dasar, khususnya Sekolah Dasar (SD). Dengan melibatkan proses yang kompleks dan beragam, transisi ini menjadi momok bagi sejumlah siswa, orang tua, dan guru.
Salah satu Sekolah Dasar yang melakukan seleksi masuk bagi siswa baru adalah SD Tunas. Namun, apakah praktek ini sejalan dengan gerakan transisi PAUD ke SD?
Sebelum menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti apa itu gerakan transisi PAUD ke SD. Gerakan ini dicanangkan untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pengalaman yang halus dan mendukung pertumbuhan mereka secara optimal saat mereka berpindah dari PAUD ke SD. Hal ini mencakup perhatian terhadap pengenalan kurikulum SD, menjembatani gap antara dua lingkungan belajar, dan penyesuaian secara psiko-sosial bagi anak.
Dalam konteks ini, seleksi masuk yang dilakukan SD Tunas mungkin bertentangan dengan gerakan transisi PAUD ke SD. Seleksi awal dapat menimbulkan stress dan tekanan pada anak-anak yang baru saja menuntaskan pendidikan mereka di PAUD. Mereka menghadapi perubahan besar dalam lingkungan belajar mereka dan proses seleksi dapat menambah beban psikologis pada mereka.
Selain itu, proses seleksi yang kompetitif juga mungkin bertentangan dengan konsep inklusi dan keberagaman yang menjadi bagian penting dari gerakan transisi PAUD ke SD. Jika seleksi digunakan untuk mengecualikan siswa yang dianggap “kurang mampu”, ini bertentangan dengan ide bahwa setiap anak memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan inklusif.
Bagaimanapun, hal ini bukan berarti SD Tunas tidak memiliki niat baik. Mungkin saja tujuan dari seleksi ini adalah untuk memastikan bahwa siswa baru dapat mengikuti kurikulum dan metode belajar di SD. Namun, sebaiknya hal ini dilakukan dengan cara yang lebih mendukung transisi dari PAUD ke SD.
Secara keseluruhan, proses transisi dari PAUD ke SD adalah fase penting dalam perjalanan belajar seorang anak. Sekolah-sekolah perlu memastikan bahwa praktik mereka mendukung transisi ini, bukan malah menambah beban pada anak-anak yang sedang dalam transisi tersebut. Maka dari itu, seleksi masuk seperti yang dilakukan SD Tunas harus dipertimbangkan kembali, bukan hanya dalam konteks sekolah itu sendiri, tetapi dalam konteks yang lebih luas tentang bagaimana mendukung transisi yang lebih baik dan lebih inklusif dari PAUD ke SD.