Indonesia, sebagai negara yang pernah menjalani masa penjajahan, memiliki sejarah panjang perjuangan demi meraih kemerdekaan. Salah satu tokoh penting dalam sejarah Indonesia, Ki Hajar Dewantara, dikenal atas perannya dalam mendirikan sistem pendidikan nasional dan perjuangannya untuk kemerdekaan. Pada tahun 1913, Suwardi Suryaningrat alias Ki Hajar Dewantara menjalani pembuangan di Belanda. Selama masa pembuangan, Ki Hajar Dewantara mendirikan sebuah biro pers yang dinamai dengan nama tertentu.
Ki Hajar Dewantara terlahir dengan nama Suwardi Suryaningrat pada tanggal 2 Mei 1889 di Yogyakarta. Beliau merupakan seorang ahli pendidikan, aktivis pemuda, dan tokoh politik yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama hidupnya, Ki Hajar Dewantara banyak memberikan kontribusi dalam berbagai bidang, seperti politik, pendidikan, dan jurnalistik.
Salah satu perjuangan Ki Hajar Dewantara yang tidak terlupakan adalah saat ia berhasil menggagas dan mendirikan biro pers dengan nama SIAK (Sociaal Indische Actie Kantoor) pada tahun 1913 saat menjalani pembuangan di Belanda. Biro pers ini didirikan secara khusus untuk menjadi media perjuangan kemerdekaan dan penyuar suara rakyat Indonesia di tanah jajahan.
Tujuan utama dari berdirinya biro pers SIAK ini adalah untuk mengekspos dan mengkritisi kolonialisme Belanda di Hindia Belanda (sekarang Indonesia). Selama masa pembuangan, Ki Hajar Dewantara tidak tinggal diam, melainkan terus berjuang melalui jalur politik, jurnalistik, dan pendidikan di tanah jajahan.
SIAK telah berhasil menarik perhatian dari para aktivis pergerakan kemerdekaan dan tokoh politik yang mendukung perjuangan rakyat Indonesia. Biro pers ini bekerja sama dengan sejumlah surat kabar dan majalah yang dipublikasikan di Eropa untuk menyampaikan kondisi nyata di Hindia Belanda dan menggugah perlawanan terhadap penjajah.
Perjuangan Ki Hajar Dewantara melalui biro pers SIAK ini telah membuktikan kegigihannya dalam menghadapi penjajah dan berperan dalam penyatuan bangsa Indonesia. Melalui pergerakan politik, jurnalistik, dan pendidikan, Ki Hajar Dewantara telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perjalanan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan.
Jadi, jawabannya apa? Nama biro pers yang didirikan oleh Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara pada tahun 1913 saat menjalani pembuangan di Belanda adalah SIAK (Sociaal Indische Actie Kantoor). Sebuah biro pers yang berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dan mendukung perlawanan terhadap penjajahan Belanda.