Kehidupan manusia telah selalu beradaptasi dan berubah sepanjang sejarah. Satu perubahan signifikan yang telah diamati dalam beberapa dekade terakhir adalah bagaimana masyarakat di seluruh dunia semakin cenderung sekular. Faktanya, sekularisasi telah mencapai titik di mana hal ini sekarang dianggap sebagai gejala globalisasi. Tapi apa artinya ini?
Sekularisme dalam Konteks Global
Sekularisme merujuk pada suatu gagasan bahwa pemerintahan dan tugas negara harus dipisahkan dari agama dan keyakinan religius. Dalam konteks dunia yang semakin global, sekularisme berarti masyarakat yang beragam dengan latar belakang agama, keyakinan, dan budaya yang berbeda hidup berdampingan dan berinteraksi satu sama lain dalam suasana yang adil dan seimbang.
Globalisasi sering disalahkan (ataupun dipuji) untuk meningkatnya sekularisasi. Aliran informasi dan ide yang cepat antar negara, difasilitasi oleh teknologi dan media, telah membantu menyebarkan gagasan sekularisme ke berbagai penjuru dunia. Masyarakat kini lebih terbuka pada gagasan-gagasan baru dan cenderung bersikap toleran terhadap keberagaman.
Dampak Sekularisasi pada Masyarakat
Masyarakat yang cenderung sekular memberikan ruang bagi individu untuk merumuskan makna dan tujuan kehidupan mereka secara mandiri, terlepas dari doktrin atau ajaran agama tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa sekularisme menghapus agama; sebaliknya, ia memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk mengambil keputusan berdasarkan pikiran dan hati mereka sendiri, bukan karena tekanan dari kelompok agama atau lingkungan masyarakat.
Sekularisme juga dapat memiliki dampak besar pada sektor publik. Dalam system pemerintahan yang sekular, kebijakan dan hukum dibuat tanpa memandang agama atau keyakinan tertentu, yang memungkinkan semua anggota masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama.
Globalisasi dan Sekularisme: Tandem yang Tak Terpisahkan
Dengan berjalannya waktu, sekularisme dan globalisasi tampak seperti dua sisi dari mata uang yang sama. Keduanya melibatkan pertukaran gagasan dan pemisahan gagasan agama dari kehidupan publik dan politik. Di satu sisi, globalisasi memfasilitasi penyebaran sekularisme; di sisi lain, sekularisme mengakomodasi keanekaragaman dan keberagaman yang datang dengan globalisasi.
Namun, penting untuk mencatat bahwa pendekatan ini adalah hasil dari globalisasi, dan bukan tujuannya. Dalam kata lain, sementara sekularisme dan globalisasi memang mungkin berkorelasi, tidak berarti mereka selalu memiliki hubungan sebab-akibat.
Kedutaan
Jadi, dalam konteks lingkaran globalisasi yang semakin meluas, tampaknya tak terhindarkan bahwa cara hidup akan berubah menjadi lebih sekular. Meski begitu, penting untuk diingat bahwa sekularisme bukanlah tujuan dari globalisasi, melainkan efek sampingnya.
Jadi, jawabannya apa? Globalisasi dan sekularisme adalah tren yang berjalan beriringan, mempengaruhi dan mempengaruhi satu sama lain. Namun, penting untuk ingat bahwa keduanya adalah hasil dari proses sejarah yang panjang yang melibatkan lebih banyak faktor dan unsur daripada yang dapat kita pahami.