Gempa bumi yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada 28 September 2018 adalah peristiwa geologi paling mematikan tahun tersebut. Gempa dengan kekuatan 7.5 skala richter tersebut disebabkan oleh pergerakan sesar yang dikenal sebagai Sesar Palu-Koro, yang memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu.
Pergerakan Sesar Palu-Koro
Sesar Palu-Koro adalah sesar naik kanan atau right lateral strike-slip fault dengan kecepatan geser yang sangat tinggi. Punya panjang sekitar 60 kilometer (km), sesar ini memanjang dari Teluk Bone hingga Teluk Palu. Fakta bahwa sebagian segmen sesar menjorok ke lautan di Teluk Palu, ini memiliki implikasi besar terhadap efek gempa tersebut.
Memicu Tsunami
Ketika terjadi gempa, gelombang gempa itu menjalar sepanjang sesar. Bagian sesar yang menjorok ke laut ikut bergetar, menimbulkan respon berupa pergerakan intens dalam air laut. Bahkan, pergerakan ini dapat memicu aktivitas longsoran di bawah laut. Longsoran bawah laut inilah yang selanjutnya memicu munculnya tsunami.
Tsunami yang dihasilkan oleh gempa Palu-Donggala saat itu sangat mematikan karena cepatnya penyebaran dan lukanya sangat dalam. Dengan sedikit waktu untuk siap atau mengungsi, ribuan orang kehilangan nyawa dalam bencana ini.
Prinsip Geografi yang Berlaku
Prinsip geografi yang mendukung fenomena ini adalah prinsip interrelasi. Prinsip ini menjelaskan hubungan antara fenomena alam dan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam konteks ini, pergerakan Sesar Palu-Koro yang memicu gempa dan kemudian tsunaminya memperlihatkan secara jelas bagaimana interaksi antara berbagai elemen geologi dapat menghasilkan dampak yang besar dan merusak.
Pasca gempa bumi Palu dan Donggala, penelitian intensif dilakukan untuk memahami dinamika sesar dan gempa bumi ini. Walaupun sangat tragis, peristiwa ini memberikan berbagai pelajaran berharga terkait manajemen bencana dan keperluan pemahaman mendalam tentang geologi dan geografi suatu daerah.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa pergerakan Sesar Palu-Koro yang memanjang dari Teluk Bone sampai dengan Teluk Palu telah menyebabkan gempa bumi di Palu dan Donggala. Ini juga memicu tsunami berbahaya karena sebagian segmen sesar tersebut menjorok ke laut di Teluk Palu dan menghasilkan longsoran di bawah laut. Prinsip geografi yang sesuai dengan fenomena ini adalah prinsip interrelasi.