Dalam menanggapi suatu kejahatan, masyarakat biasanya melakukan dua jenis reaksi: reaksi formal dan reaksi informal. Keduanya memiliki perbedaan signifikan dalam metode, proses, dan implikasinya.
Reaksi Formal
Reaksi formal merupakan respon sistematis yang diatur oleh hukum dan aturan yang berlaku di masyarakat. Reaksi ini melibatkan institusi resmi seperti kepolisian, sistem peradilan, dan organisasi hukum lainnya. Tujuan utama reaksi formal adalah untuk menegakkan hukum dan memberikan hukuman pada pelaku kejahatan. Proses penegakan hukum adalah melalui sistem formal, di mana pelaku diadili di pengadilan.
Contoh Reaksi Formal:
Misalnya, ketika terjadi pencurian di suatu toko. Pelaku pencurian akan ditangkap oleh kepolisian, dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi, dan diadili di pengadilan. Selama proses ini, berbagai undang-undang dan hukum dijalankan untuk memastikan bahwa pelaku diadili secara adil dan mendapatkan hukuman yang pantas.
Reaksi Informal
Sebaliknya, reaksi informal datang dari masyarakat itu sendiri, di luar institusi hukum. Reaksi jenis ini lebih difokuskan ke arah penyelesaian masalah tanpa melibatkan hukum formal. Hal ini bisa melibatkan mediasi komunal, pengucilan sosial, atau banding moral.
Contoh Reaksi Informal:
Misalnya, jika seorang anak kedapatan mencuri permen dari toko tetangga, mungkin komunitas lokal tidak akan melaporkannya ke polisi. Sebaliknya, mereka mungkin akan menyelesaikan masalah tersebut secara internal, seperti meminta anak itu untuk meminta maaf dan mengembalikan permen tersebut, atau membicarakannya dengan orang tua anak itu.
Dalam konteks ini, reaksi informal mungkin lebih efektif dalam mendidik dan merubah perilaku, sementara reaksi formal lebih berguna dalam memberikan hukuman dan mencegah kejahatan.
Namun demikian, terkadang reaksi informal dapat menyebabkan ketidakadilan atau penyelesaian yang tidak adil, karena tidak diatur oleh hukum yang jelas dan ketat. Sebaliknya, reaksi formal sering kali dianggap terlalu birokratis dan lambat, serta tidak mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan kultural yang dapat mempengaruhi kejahatan tersebut.
Jadi, jawabannya apa?
Perbedaan antara reaksi formal dan informal terletak pada cara mereka merespon kejahatan – melalui mekanisme hukum yang formal dan diatur atau lewat solusi komunitas yang lebih fleksibel dan adaptif. Keduanya mempunyai keuntungan dan kerugian mereka masing-masing dan dapat digunakan secara bersamaan untuk menciptakan respon yang lebih holistik terhadap kejahatan dalam masyarakat.