Berbicara tentang pendidikan, tidak hanya berkutat pada transfer pengetahuan saja, tetapi juga bagaimana menjadikan murid untuk mampu berpikir kritis dan memiliki perspektif yang lebih luas. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan memberi mereka kesempatan untuk mempelajari suatu kejadian sejarah dari berbagai sisi.
Pak Zamrud, guru sejarah kelas XII, menjadi insan pendidik yang mampu mengaplikasikan hal tersebut. Dalam setiap pengajarannya, Pak Zamrud kerap menggunakan pendekatan yang unik dan efektif. Mempelajari sejarah Perang Dunia II, menjadi satu contoh menarik dari praktek pengajaran Zamrud.
Pak Zamrud membagi murid-murid di kelasnya ke dalam dua blok, yaitu Blok Sekutu dan Blok Poros. Dalam hal ini, kedua blok tersebut mencerminkan kekuatan militer yang berperang dalam Perang Dunia II. Setiap blok kemudian diminta untuk mempelajari sejarah dari sudut pandangnya masing-masing.
Mempelajari sejarah tidak hanya berarti menghafal peristiwa dan tahunnya saja, tetapi juga memahami konteks dan perspektif yang melingkupinya. Dengan pendekatan Pak Zamrud, ini menjadi mungkin. Murid-murid bukan hanya sekadar mengetahui apa yang terjadi, tetapi juga memahami mengapa dan bagaimana itu terjadi dari perspektif kedua belah pihak.
Setelah menyelesaikan tahap penelitian dan belajar sendiri, Pak Zamrud kemudian menggelar diskusi yang melibatkan kedua blok untuk menyampaikan apa yang telah mereka pelajari kepada blok lain. Secara tidak langsung, praktik ini tidak hanya memperkaya perspektif murid tentang Perang Dunia II, tetapi juga melatih mereka untuk bisa berkomunikasi, mendiskusikan, serta menyampaikan sudut pandangnya pada orang lain.
Yang tak kalah penting, praktik yang dilakukan Pak Zamrud ini juga melatih murid untuk menguatkan elemen keberanian, independensi, kerja sama tim, dan kemampuan untuk mengatasi konflik dengan diskusi dan tidak hanya melalui kekerasan. Ini adalah nilai-nilai penting yang biasanya tidak didapatkan melalui metode pengajaran konvensional.
Berawal dari kelas sejarah, Pak Zamrud berhasil mengajarkan lebih jauh daripada sejarah itu sendiri. Ia berkontribusi dalam membentuk karakteristik dan keterampilan hidup murid-muridnya yang akan berguna bagi mereka sampai kehidupan mereka selanjutnya. Ini membuktikan bahwa pendidikan sejati memang tidak hanya berpusat pada pengetahuan, tetapi juga pada pengembangan diri, pengertian, dan empati.
Semoga pengajaran seperti metode Pak Zamrud ini menjadi inspirasi bagi lebih banyak pendidik di bumi Indonesia ini untuk menciptakan proses belajar-mengajar yang lebih efektif dan bermakna.