Diskusi

Majas yang Membandingkan Benda-Benda yang Tidak Bernyawa Seolah-olah Memiliki Sifat Seperti Manusia Disebut Majas

48
×

Majas yang Membandingkan Benda-Benda yang Tidak Bernyawa Seolah-olah Memiliki Sifat Seperti Manusia Disebut Majas

Sebarkan artikel ini
Majas yang Membandingkan Benda-Benda yang Tidak Bernyawa Seolah-olah Memiliki Sifat Seperti Manusia Disebut Majas

Dalam dunia sastra, terdapat berbagai macam gaya bahasa yang digunakan untuk mempercantik dan memperkaya sebuah tulisan atau ucapan. Salah satunya adalah majas. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mempersingkat, memperindah, atau memperkaya bahasa secara artistik. Salah satu jenis majas yang cukup menarik adalah majas yang membandingkan benda-benda yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat seperti manusia.

Majas yang dimaksud dalam hal ini adalah majas personifikasi. Majas personifikasi merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk memberikan sifat atau aksi yang pada umumnya dilakukan manusia kepada benda-benda mati, binatang, atau hal-hal abstrak, seolah-olah benda tersebut memiliki sifat seperti manusia. Penggunaan majas personifikasi ini sering ditemukan dalam karya sastra, seperti puisi, cerpen, novel, dan drama.

Penggunaan majas personifikasi dalam karya sastra memiliki beberapa tujuan, antara lain:

  1. Memperindah bahasa: Majas personifikasi dapat membuat bahasa terdengar lebih indah dan menarik. Dengan menggabungkan sifat manusia pada benda mati, penulis dapat menciptakan imajinasi yang kaya dan puitis bagi pembaca.
  2. Memperkaya makna: Penggunaan majas personifikasi pada suatu karya sastra bisa memberikan dimensi baru pada makna yang ingin disampaikan oleh penulis. Sebagai contoh, bila penulis ingin menyampaikan keadaan alam yang semrawut, ia bisa memberikan sifat manusia pada alam, seperti menggambarkan pohon yang “menangis” karena gundah atau angin yang “menderu” dalam kemarahan.
  3. Membuat tema lebih mudah dipahami: Dalam beberapa kasus, menggunakan majas personifikasi dapat membuat tema atau pesan karya menjadi lebih mudah dimengerti oleh pembaca. Hal ini dikarenakan majas personifikasi lebih mudah dirasakan dan dipahami karena menggunakan perbandingan dengan sifat manusia yang lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari pembaca.

Berikut adalah beberapa contoh penggunaan majas personifikasi dalam sastra:

  • “Matahari tersenyum lembut di pagi hari” – Matahari digambarkan seolah-olah mampu tersenyum seperti manusia.
  • “Pohon tua itu menari-nari diterpa angin” – Pohon diberi sifat menari yang merupakan aksi manusia.
  • “Jam dinding bergumam pelan, waktu telah berlalu” – Jam dinding digambarkan dapat bergumam seperti manusia.

Dalam kesimpulannya, majas personifikasi merupakan salah satu gaya bahasa yang banyak digunakan dalam karya sastra untuk memperindah, memperkaya, dan memudahkan pemahaman pembaca. Dengan memberikan sifat manusia pada benda-benda yang tidak bernyawa, penulis menciptakan imajinasi yang kaya dan puitis yang memikat hati pembaca.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *