(1) Perubahan iklim bisnis
Perubahan iklim bisnis merupakan salah satu risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan kegagalan dalam memenuhi tujuan organisasi. Contohnya, fluktuasi ekonomi, perubahan kebijakan pemerintah, dan persaingan pasar.
(2) Risiko keuangan
Risiko keuangan mencakup kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas, mengendalikan biaya, dan mengantisipasi perubahan tingkat suku bunga, nilai tukar mata uang, atau inflasi.
(3) Risiko operasional
Risiko operasional adalah risiko terkait dengan kegagalan proses internal, sistem, atau personel organisasi. Contohnya, permasalahan dalam rantai pasokan, kegagalan teknologi, dan kesalahan manusia.
(4) Risiko sumber daya manusia
Risiko terkait dengan kualitas, keterampilan, dan produktivitas karyawan. Termasuk perekrutan, retensi, dan pengembangan karyawan.
(5) Risiko regulasi dan hukum
Risiko yang terkait dengan ketidaksesuaian regulasi dan hukum, baik yang berlaku secara lokal maupun internasional.
(6) Risiko reputasi
Risiko kerugian reputasi perusahaan akibat citra negatif di mata publik, baik akibat skandal, krisis, atau keluhan pelanggan.
(7) Risiko teknologi
Risiko yang terkait dengan ketergantungan perusahaan terhadap teknologi, seperti kegagalan sistem, perangkat lunak, atau perangkat keras, serta risiko keamanan data dan siber.
(8) Risiko strategis
Risiko yang terkait dengan kegagalan dalam merumuskan, mengimplementasikan, atau mengubah strategi organisasi untuk mencapai tujuan bisnis.
(9) Risiko lingkungan
Risiko yang terkait dengan bencana alam, fluktuasi cuaca, atau perubahan lingkungan yang dapat mempengaruhi operasi perusahaan.
(10) Risiko politik
Risiko yang diakibatkan oleh perubahan suasana politik, seperti perubahan pemerintahan, konflik, atau peristiwa teroris.
Sarana dan Prasarana untuk Manajemen Risiko
Untuk mendukung keberhasilan manajemen risiko, organisasi atau perusahaan perlu menyediakan sarana dan prasarana berikut:
- Sistem informasi manajemen risiko untuk mengumpulkan, menganalisis, dan melaporkan data terkait risiko.
- Pelatihan dan pengembangan karyawan untuk meningkatkan pemahaman tentang risiko dan cara mengelolanya.
- Audit internal dan eksternal untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko, serta untuk memastikan kepatuhan.
- Prosedur komunikasi dan pelaporan risiko yang jelas untuk memastikan bahwa informasi risiko diketahui dan ditangani secara efektif.
- Rencana kontinuitas bisnis dan pemulihan bencana untuk mengatasi situasi darurat atau bencana.
- Kebijakan manajemen risiko yang mencakup tujuan, prinsip, dan peran yang diharapkan dari setiap anggota organisasi.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah dengan mengidentifikasi, menilai, dan mengurangi risiko yang paling relevan dan signifikan, organisasi atau perusahaan dapat meningkatkan kesuksesan manajemen risiko-nya dan melindungi operasional serta reputasinya.