Berita

Ki Hadjar Dewantara: Proses Belajar yang Selaras dengan Kodrat Anak dan Peran Guru dalam Periode Wirama

33
×

Ki Hadjar Dewantara: Proses Belajar yang Selaras dengan Kodrat Anak dan Peran Guru dalam Periode Wirama

Sebarkan artikel ini
Ki Hadjar Dewantara: Proses Belajar yang Selaras dengan Kodrat Anak dan Peran Guru dalam Periode Wirama

Ki Hadjar Dewantara adalah tokoh pendidikan Indonesia yang sangat berpengaruh. Ia memahami betul bahwa setiap anak memiliki kekhususan dan setiap periode usia menyajikan tantangan dan peluang belajar yang berbeda. Salah satu periode penting dalam perkembangan anak adalah periode wirama, di mana anak mulai belajar menentukan jalan hidupnya, memahami dirinya, dan interaksinya dengan sesama dan semesta. Ia meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak.

Periode Wirama: Tantangan dan Peluang

Periode wirama merupakan waktu ketika anak mulai berusaha menyeimbangkan dirinya dengan dunia di sekitarnya. Mereka mulai memahami keputusan-keputusan yang harus diambil, tidak hanya untuk masa sekarang tetapi juga masa depannya. Masa ini adalah periode pembentukan karakter dan pembentukan jati diri, di mana mereka belajar bagaimana memposisikan diri mereka di tengah masyarakat dan lingkungan.

Anak-anak periode ini mulai sadar bahwa mereka adalah individu yang merdeka. Mereka mulai memahami bahwa ini adalah hidup mereka, dan bahwa mereka adalah bagian dari negara, bangsa, dan tanah air mereka. Mereka belajar untuk memahami dan menerima tanggung jawab yang datang dengan kedewasaan, dan mulai menata bagaimana masa depan mereka akan seirama dengan sesama dan semesta.

Peran Guru dalam Periode Wirama

Peran guru sangat penting dalam periode wirama ini. Guru adalah orang yang membantu anak-anak melewati tantangan ini dan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang bijaksana dan berdampak positif pada hidup mereka.

Guru harus memahami bahwa mereka berinteraksi dengan individu yang sedang dalam proses pembentukan jati diri. Pengajaran yang mereka berikan harus memperhitungkan kedewasaan psikologis dan emosional anak-anak ini, serta aspirasi dan takut mereka.

Guru harus berusaha untuk membangun hubungan yang positif dengan anak-anak ini, memahami kebutuhan dan tujuan mereka, dan membantu mereka mengidentifikasi dan mengejar impian mereka. Mereka harus mengarahkan anak-anak ini untuk pembentukan diri sebagai manusia yang merdeka dan bertanggung jawab.

Kesimpulan

Ki Hadjar Dewantara meyakini bahwa proses belajar harus selaras dengan kodrat anak. Pada periode wirama, anak mulai merumuskan cara untuk meraih masa depan yang harmonis dengan sesama dan semesta. Di sini, peran guru sangat penting sebagai pendamping dan pemandu dalam proses penting ini. Guru tersebut harus memahami dan menghargai keunikan dan jati diri setiap anak, sekaligus membantu mereka menavigasi tantangan dan kompleksitas masa remaja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *