Buku

Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang Saat Ini Menjadi Slogan Republik Indonesia Terdapat pada Kitab

35
×

Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang Saat Ini Menjadi Slogan Republik Indonesia Terdapat pada Kitab

Sebarkan artikel ini
Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang Saat Ini Menjadi Slogan Republik Indonesia Terdapat pada Kitab

Slogan Bhinneka Tunggal Ika menjadi bagian yang tak terpisahkan dari negara Republik Indonesia. Slogan ini adalah cerminan dari falsafah yang telah melebur menjadi dasar tegaknya Indonesia dalam keberagaman suku, budaya, dan agama. Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya slogan ini berasal dari salah satu kitab yang pernah ada?

Bhinneka Tunggal Ika merupakan slogan yang sering kita dengar, terutama dalam konteks menggambarkan keberagaman yang ada dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang saat ini menjadi slogan Republik Indonesia telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari negara ini sejak awal berdiri pada tahun 1945. Namun, sumber slogan Bhinneka Tunggal Ika ini ternyata terdapat pada sebuah kitab.

Asal-Usul Slogan Bhinneka Tunggal Ika

Slogan Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kitab Sutasoma, sebuah kakawin atau puisi epik yang ditulis oleh Empu Tantular di era Majapahit, sekitar abad ke-14 Masehi. Dalam kitab ini, kata ‘Bhinneka’ berarti berbeda-beda atau beragam, sementara ‘Tunggal’ menunjukkan kesatuan dan ‘Ika’ berarti itu. Jadi, keseluruhan ungkapan ini bisa diartikan sebagai “Berbeda-beda tetapi tetap satu atau bersatu”.

Teori utama dari slogan ini adalah menggambarkan keberagaman agama, suku, dan budaya yang ada di Indonesia, yang hingga saat ini identik dengan beragam etnis dan agama. Dalam konteks kitab Sutasoma, slogan ini menyampaikan pesan toleransi antar umat beragama yang dianjurkan dalam masyarakat Majapahit yang pada waktu itu didominasi oleh penganut Hindu dan Buddha.

Adopsi Sebagai Slogan Negara Indonesia

Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, para pendiri bangsa merasa bahwa slogan Bhinneka Tunggal Ika sangat cocok untuk menggambarkan keragaman budaya, agama, dan suku dalam satu kesatuan yang harmonis. Slogan ini kemudian dijadikan sebagai semboyan atau motto negara Indonesia, dan menjadi bagian dari lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.

Garuda Pancasila adalah simbol yang mewakili cita-cita, nilai-nilai, dan semangat persatuan bangsa Indonesia, yang diilhami oleh ajaran-ajaran luhur yang ada sejak zaman Majapahit. Empu Tantular sebagai penulis kitab Sutasoma memiliki pemikiran yang sangat maju bagi zamannya, karena ia menekankan pentingnya persatuan dalam keberagaman.

Pentingnya Bhinneka Tunggal Ika di Masa Kini

Bhinneka Tunggal Ika kini bukan hanya menjadi slogan atau semboyan bangsa, melainkan sudah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Di masa kini, pemahaman atas nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika lebih penting dari sebelumnya, seiring dengan tuntutan kehidupan global yang mendorong kita untuk menjunjung tinggi toleransi, persatuan, dan keadilan bagi semua warga.

Keberagaman suku, budaya, dan agama merupakan kekayaan yang dimiliki bangsa ini, sehingga penting untuk kita menjaga dan melestarikan semangat Bhinneka Tunggal Ika ini agar tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa adanya semangat ini, umat bangsa akan sulit bersatu dalam menghadapi tantangan yang ada dan mencapai tujuan bersama.

Jadi, jawabannya apa? Slogan Bhinneka Tunggal Ika yang saat ini menjadi slogan Republik Indonesia terdapat pada kitab Sutasoma karya Empu Tantular, yang mencerminkan nilai-nilai luhur keberagaman dan persatuan serta semangat toleransi bagi umat manusia, yang hingga kini menjadi landasan dalam membangun kehidupan bangsa Indonesia yang harmonis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *