Guru

Jika Rencana A Tidak Berhasil, Kita Akan Melakukan Rencana B. Perencanaan Tersebut Dinamakan…

61
×

Jika Rencana A Tidak Berhasil, Kita Akan Melakukan Rencana B. Perencanaan Tersebut Dinamakan…

Sebarkan artikel ini
Jika Rencana A Tidak Berhasil, Kita Akan Melakukan Rencana B. Perencanaan Tersebut Dinamakan…

Tidak adanya kepastian dalam kehidupan mendorong kita untuk mengantisiapasi kegagalan dan merencanakan tindakan lanjut. Ada frasa yang menggambarkan kondisi ini: “Jika rencana A tidak berhasil, kita akan melakukan rencana B.” Jenis perencanaan ini umum dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk bisnis, pendidikan, infrastruktur, dan kehidupan sehari-hari. Perencanaan semacam ini tentu saja merujuk pada kontingensi.

Pemahaman Kontingensi

Kontingensi dalam perencanaan berarti merencanakan dan bersiap untuk kemungkinan hasil atau peristiwa yang tidak diharapkan. Sebagai individu atau organisasi, proses perencanaan kita seharusnya tidak hanya didasarkan pada skenario terbaik, tetapi juga memperhitungkan potensi kegagalan. Misalnya, seorang event planner akan memiliki rencana bila hujan tiba-tiba turun saat acara berlangsung outdoor. Dalam kasus ini, rencana B bisa berupa tenda cadangan atau bahkan sebuah ruangan indoor.

Kontingensi, dalam esensi, adalah sebuah bentuk manajemen resiko. Perencanaan rencana B memastikan bahwa kita siap untuk minimmisir dampak negatif dari kejutan yang datang.

Manfaat Perencanaan Kontingensi

Menerapkan pendekatan kontingensi dalam perencanaan membawa sejumlah manfaat. Antara lain adalah:

  • Membantu individu atau organisasi tetap fokus pada tujuan mereka meski mengalami kegagalan awal.
  • Membantu meminimalkan kerugian waktu, sumber daya, dan tenaga.
  • Membantu memperkuat rasa percaya diri karena kita sudah menyiapkan strategi cadangan.
  • Membuat individu atau organisasi lebih siap dalam menghadapi krisis atau keadaan darurat.

Melakukan Perencanaan Kontingensi

Perencanaan kontingensi tidak harus menjadi proses yang rumit. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

  1. Tentukan rencana awal (rencana A) dan tujuannya.
  2. Identifikasi potensi risiko atau hambatan yang dapat menghalangi pelaksanaan rencana A.
  3. Pikirkan dan kembangkan rencana cadangan (rencana B) yang realistis dan dapat dilaksanakan apabila risiko tersebut menjadi kenyataan.
  4. Saat merancang rencana B, pastikan itu mempertahankan tujuan asli Anda sebanyak mungkin.

Perencanaan kontingensi mencerminkan sifat paling adaptif dari manusia. Prosedurnya mengajak kita untuk senantiasa berpikir kritis tentang apa yang bisa terjadi serta bagaimana kita merespon, sehingga kita tidak hanya berharap yang terbaik, tetapi juga siap untuk yang terburuk.

Jadi, jawabannya apa? Ketika kita berbicara tentang rencana cadangan atau “Jika rencana A tidak berhasil, kita akan menggunakan rencana B,” kita merujuk pada perencanaan kontingensi. Pendekatannya memungkinkan kita untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan peluang kesuksesan, tidak peduli apa yang terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *