Diskusi

Dalam Coaching, Kita Menganggap Murid adalah Mitra Kita: Murid Dianggap Mampu Untuk Menemukan Sendiri Bagaimana Ia Dapat Mewujudkan Situasi yang Ia Inginkan di Masa Depan

41
×

Dalam Coaching, Kita Menganggap Murid adalah Mitra Kita: Murid Dianggap Mampu Untuk Menemukan Sendiri Bagaimana Ia Dapat Mewujudkan Situasi yang Ia Inginkan di Masa Depan

Sebarkan artikel ini
Dalam Coaching, Kita Menganggap Murid adalah Mitra Kita: Murid Dianggap Mampu Untuk Menemukan Sendiri Bagaimana Ia Dapat Mewujudkan Situasi yang Ia Inginkan di Masa Depan

Pada zaman modern seperti saat ini, pendekatan pengajaran tradisional di mana guru adalah penyebar pengetahuan dan siswa adalah penerima pasif telah berubah. Kini, makin banyak pendidikan dan sesi pelatihan yang melibatkan pendekatan pembelajaran kolaboratif, di mana pendidik dan pelajar menjadi mitra dalam proses belajar mengajar, namanya adalah coaching.

Filosofi Coaching: Murid sebagai Mitra

Dalam coaching, salah satu filosofinya adalah menganggap murid sebagai mitra. Ini berarti melihat murid bukan hanya sebagai penerima pengetahuan, tapi sebagai individu yang aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Pelatih, atau coach, dengan cara apresiatif memandu siswa, mempromosikan pembelajaran berbasis penemuan dan menyadarkan murid bahwa mereka memiliki potensi tak terbatas untuk pertumbuhan dan perubahan.

Pendekatan ini memungkinkan pelajar menggali lebih dalam pada apa yang mereka inginkan, mengevaluasi peluang dan hambatan, serta merancang sendiri rencana aksi mereka. Pernyataan ini mencerminkan pemahaman bahwa murid mampu untuk menemukan sendiri bagaimana mencapai tujuan mereka dan mewujudkan situasi yang mereka inginkan di masa depan.

Mengapa Pendekatan Ini Penting?

Filosofi ini penting karena mendukung otomatisasi dan motivasi intrinsik dalam proses belajar. Menganggap murid sebagai mitra dalam perjalanan belajar mendorong pertanggungjawaban dan keterlibatan diri murid dalam proses belajar mereka, yang meningkatkan motivasi dan keterlibatan belajar. Juga, memberikan mereka kesempatan untuk berkontribusi dalam perencanaan dan evaluasi pembelajaran membuat mereka merasa lebih dihargai dan terlibat.

Kesimpulan

Bahkan, pendekatan ini berhasil jika murid merasa dihargai, punya kepercayaan diri, dan merasa termotivasi untuk belajar lebih lanjut, yang pada akhirnya melibatkan lebih banyak eksplorasi diri dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran mereka sendiri. Oleh karena itu, dalam coaching, kita menganggap murid adalah mitra kita dan mereka dianggap mampu untuk menemukan sendiri bagaimana mereka dapat mewujudkan situasi yang diinginkan di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *