Perundungan atau bullying adalah isu global yang bsia terjadi di banyak tempat – sekolah, tempat kerja, atau bahkan di lingkungan sosial media. Menghadapi perundungan bisa menjadi pertempuran yang menguras emosi dan mental. Pernahkah Anda mengalami hal semacam itu?
Pada suatu waktu, saya juga menjadi saksi dan penolong bagi seseorang yang diteror oleh sekelompok ‘bully’ di tempat kerja. Seperti yang kita ketahui, bullying di tempat kerja bisa bermanifestasi dalam bentuk yang berbeda: sarkasme yang tajam, kritik yang destruktif, atau tindakan yang secara eksplisit menghina.
Ada teman sekerja – Mari kita namakan dia Andi. Andi adalah individu yang cekatan, gigih, dan empatik. Dengan semangat yang tinggi, Andi selalu akan melakukan tugasnya dengan dedikasi dan integritas. Namun, di balik ini semua, Andi harus menghadapi intimidasi dan penghinaan karena bully di tempat kerjanya.
Situasi ini terlihat begitu merugikan dan membuat stress. Maka dari itu, saya mulai bertindak. Mulai dari percakapan yang menenangkan dengan Andi, sampai percakapan yang tegas dan berani dengan pihak manajemen. Pesan yang ingin saya sampaikan adalah bahwa perundungan tidak boleh ditolerir dalam bentuk apa pun.
Andi bukan hanya korban dalam situasi ini. Setelah merasakan perlakuan tidak adil, ia melawan dan tidak membiarkan perundungan merusak dirinya. Dengan dukungan kita dan intervensi awal, Andi berhasil mengatasi situasi itu. Mungkin bisa dibilang, ini adalah kasus dengan akhir yang ‘baik’.
Namun, tidak semua cerita selalu berakhir bahagia. Memang, tidak semua orang bisa keluar dari pengalaman perundungan dengan mudah. Masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab untuk melawan perundungan dan membongkar budaya toxic ini, baik itu dalam kapasitas kita sebagai individu ataupun sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar.
Perundungan adalah masalah serius. Mungkin Anda pernah bertatap muka dengan perundungan, atau Anda mungkin merupakan orang yang diperundung. Percayalah, Anda tidak sendirian. Dengan berbicara dan bertindak bersama, kita bisa menemukan solusi yang membantu menghilangkan perundungan dari kehidupan kita.
Jadi, jawabannya apa? Layaknya Andi, kita perlu berani menggunakan suara kita untuk berbicara dan berdiri untuk apa yang benar. Mungkin, pengalaman perundungan ini bisa menjadi peristiwa pembuka mata bahwa perubahan perlu terjadi dan bahaya perundungan tidak boleh diabaikan.