Budaya berorientasi pelayanan merupakan suatu kondisi yang dikehendaki oleh banyak organisasi. Organisasi berusaha menerapkan budaya ini agar dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan atau pengguna jasa. Namun, ada beberapa kriteria yang membedakan budaya berorientasi pelayanan dengan budaya yang tidak berorientasi pelayanan.
- Sikap peduli dan empati terhadap pelanggan
- Kesadaran akan kebutuhan dan harapan pelanggan
- Kerjasama dan koordinasi yang baik antar tim
- Kepemimpinan yang mendukung dan mendorong pelayanan
- Penilaian kualitas berdasarkan jumlah transaksi
Sikap peduli dan empati terhadap pelanggan
Organisasi yang berorientasi pelayanan akan memiliki sikap peduli dan empati terhadap pelanggan. Mereka cenderung lebih peka terhadap kebutuhan pelanggan dan berusaha untuk memenuhinya dengan sepenuh hati.
Kesadaran akan kebutuhan dan harapan pelanggan
Organisasi yang berorientasi pelayanan akan memiliki kesadaran yang tinggi tentang kebutuhan dan harapan pelanggan. Mereka akan terus berinovasi dan mengembangkan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berubah.
Kerjasama dan koordinasi yang baik antar tim
Organisasi yang berorientasi pelayanan akan menekankan kerjasama dan koordinasi yang baik antar tim. Hal ini akan memudahkan organisasi untuk memberikan pelayanan yang lebih cepat dan efisien kepada pelanggan.
Kepemimpinan yang mendukung dan mendorong pelayanan
Organisasi yang berorientasi pelayanan akan memiliki kepemimpinan yang mendukung dan mendorong pelayanan. Pemimpin yang baik akan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan dan tim untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Penilaian kualitas berdasarkan jumlah transaksi
Hal ini merupakan kriteria yang tidak ada dalam budaya berorientasi pelayanan. Penilaian kualitas pelayanan tidak hanya berdasarkan jumlah transaksi, namun juga meliputi kepuasan pelanggan, kualitas pelayanan yang diberikan, dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang dihadapi pelanggan. Oleh karena itu, kriteria ini tidak termasuk dalam budaya berorientasi pelayanan.
Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah penilaian kualitas berdasarkan jumlah transaksi tidak termasuk dalam kriteria budaya berorientasi pelayanan.