Market

Berikut Ini Adalah Tokoh-Tokoh Yang Kerap Dirujuk Dalam Perspektif Konflik, Kecuali

50
×

Berikut Ini Adalah Tokoh-Tokoh Yang Kerap Dirujuk Dalam Perspektif Konflik, Kecuali

Sebarkan artikel ini
Berikut Ini Adalah Tokoh-Tokoh Yang Kerap Dirujuk Dalam Perspektif Konflik, Kecuali

Konflik, apakah itu dalam skala besar seperti perang dunia atau dalam situasi sehari-hari, sering kali digambarkan sebagai sengketa antara dua pihak atau lebih yang saling bertentangan. Konflik dapat dimengerti sebagai proses sosial yang mencerminkan kontradiksi dan konfrontasi antara kepentingan, nilai, arah dan posisi yang berbeda.

Dalam memahami fenomena konflik termasuk konflik sosial, banyak nama-nama besar dalam bidang sosiologi dan psikologi yang kerap dijadikan rujukan. Para tokoh ini telah memberikan kontribusi penting dalam kerangka pemikiran dan teori konflik, namun ada juga beberapa nama yang tidak terlalu relevan dalam konteks ini.

Berikut adalah sejumlah tokoh-tokoh yang kerap dirujuk dalam perspektif konflik:

  1. Karl Marx: Salah satu pemikir sosial paling berpengaruh di dunia, Karl Marx, seringkali menjadi dasar dalam memahami konflik sosial. Marx berpendapat bahwa konflik adalah hasil dari ketimpangan ekonomi dan kelas dalam masyarakat.
  2. Max Weber: Weber, seorang sosiolog Jerman, juga menawarkan perspektif penting dalam memahami konflik. Ia melihat bahwa konflik dapat timbul dari perbedaan status sosial dan kekuasaan, bukan hanya dari keadaan ekonomi.
  3. Lewis Coser: Coser memandang konflik sebagai suatu proses yang tidak hanya merusak tetapi juga membangun dan mengubah struktur sosial.

Namun, di antara tokoh-tokoh sosiologi dan psikologi yang sering jadi rujukan ada juga nama yang kurang relevan atau tidak kerap dirujuk dalam perspektif konflik. Misalnya:

Carl Jung: Meski Jung adalah psikolog yang sangat berpengaruh, teori dan karya-karyanya lebih berfokus pada psikologi individu, termasuk arketipe dan kolektif tidak sadar, alih-alih konflik sosial atau kelompok. Teori konflik Jung lebih diberi perhatian dalam konteks konflik internal individu dan konsepsi diri daripada konflik dalam konteks sosial yang lebih luas.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah bahwa meskipun semua individu ini adalah tokoh yang dihormati dalam disiplin mereka masing-masing, tidak semua relevan atau kerap dirujuk dalam konteks konflik. Dalam hal ini, Carl Jung mungkin tidak sering dirujuk dalam perspektif konflik sebagaimana Marx, Weber, atau Coser.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *