Peluang adalah suatu cara untuk mengukur kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Dalam konteks pelemparan dadu, kita menggunakan teori peluang untuk menentukan sejauh mana suatu hasil tertentu mungkin terjadi. Selama berabad-abad, teori peluang telah digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari perjudian hingga ilmu komputer dan lingkup penerapannya kadang sebagai subjek yang dalam dan kompleks.
Sekarang bayangkan, Anda melempar satu dadu sebanyak tiga kali. Peluang mana yang lebih besar: mata dadu 6 muncul sekali, dua kali, atau tiga kali? Mari kita coba hitung.
Dalam satu lemparan, dadu memiliki enam sisi sehingga kita memiliki enam hasil yang mungkin. Jika kita hanya berfokus pada satu sisi — dalam hal ini, mata dadu 6 — maka ada hanya satu kemungkinan hasil yang kita inginkan (mendapatkan angka 6), sementara ada lima kemungkinan lainnya (mendapatkan 1, 2, 3, 4, atau 5).
Jika kita melempar dadu tiga kali, peluang tidak mendapatkan angka 6 dalam ketiga lemparan tersebut adalah (5/6) * (5/6) * (5/6) = 125/216
, karena setiap lemparan adalah kejadian yang independen.
Tetapi ini adalah peluang tidak mendapatkan angka 6 setidaknya sekali. Pertanyaannya adalah, peluang mendapatkan angka 6 sekurang-kurangnya sekali dalam tiga lemparan. Jadi, kita perlu mengambil komplement dari peluang yang kita hitung sebelumnya.
Komplement dari sebuah peluang adalah sisa probabilitas jika kita mengambil probabilitas kejadian itu sendiri dari 1. Dalam hal ini, komplement dari peluang tidak mendapatkan angka 6 setidaknya sekali adalah 1 - (125/216) = 91/216
. Jadi, peluang mendapatkan angka 6 sekurang-kurangnya sekali dalam tiga lemparan adalah 91 dari 216.
Jadi, jawabannya apa? Peluang mata dadu 6 muncul sedikitnya sekali dalam tiga kali lemparan adalah 91/216.