Guru

Ibu Dona vs Ibu Tuti: Sebuah Kasus Kekeliruan Penugasan Guru di Sekolah Dasar

40
×

Ibu Dona vs Ibu Tuti: Sebuah Kasus Kekeliruan Penugasan Guru di Sekolah Dasar

Sebarkan artikel ini
Ibu Dona vs Ibu Tuti: Sebuah Kasus Kekeliruan Penugasan Guru di Sekolah Dasar

Pengalaman memasuki dunia pendidikan sebagai seorang guru bisa menjadi tantangan besar, bahkan bagi mereka yang memiliki semangat dan dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Tidak terkecuali untuk Ibu Dona, sosok guru baru di salah satu sekolah dasar yang ditunjuk tanpa pengalaman sebelumnya. Ia berperan sebagai guru piket, yang siap ditempatkan di kelas mana pun jika diperlukan.

Salah satu guru senior di sekolah tersebut, Ibu Tuti, seringkali meminta bantuan Ibu Dona untuk mengajar di kelas yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Tanggung jawab tersebut semakin terasa berat bagi Ibu Dona karena siswa di kelas tersebut cukup aktif dan banyak yang membutuhkan bantuan secara individu.

Ibu Tuti, meski sudah berstatus sebagai guru senior, terkadang hanya duduk di ruang guru atau bahkan absen tanpa memberikan kabar sebelumnya. Hal ini tentu saja memberikan beban tambahan bagi Ibu Dona yang harus menjalankan tugasnya sendiri dan juga mengambil alih tugas Ibu Tuti di kelas.

Namun, walaupun merasa tidak nyaman, Ibu Dona tetap menjalankan tugasnya sebagai guru pengganti dan secara profesional tidak mengeluh kepada Ibu Tuti. Dia diselimuti oleh rasa kewalahan dan berbagai perasaan lainnya yang bercampur aduk.

Pertanyaan yang muncul adalah sikap apa yang sebaiknya Ibu Dona ambil dalam menghadapi situasi ini? Dalam konteks ini, komunikasi adalah kunci penting yang mampu membangun kesepahaman dan mengakhiri kebingungan.

Pertama, Ibu Dona perlu berbicara secara terbuka dan jujur kepada Ibu Tuti tentang beban kerja yang ia rasakan. Mungkin, meski ragu, langkah ini merupakan bagian tak terhindarkan dari pertumbuhan pribadinya sebagai seorang profesional di dunia pendidikan.

Kedua, meminta bantuan dari kepala sekolah atau pihak yang berwenang lainnya jika perlu. Mereka adalah pihak-pihak yang memiliki otoritas untuk menyelesaikan situasi tersebut. Mereka juga bisa memberikan solusi yang adil dan bijaksana tanpa merugikan satu sama lain.

Ketiga, Ibu Dona juga bisa mencari bantuan atau masukan dari guru-guru lainnya. Dalam banyak situasi, kolaborasi dan dukungan tim bisa menjadi kekuatan yang besar.

Yang terakhir, Ibu Dona juga perlu berusaha untuk membangun hubungan yang baik dengan siswa-siswa di kelasnya agar proses belajar mengajar dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Jadi, jawabannya apa? Sikap yang sebaiknya Ibu Dona ambil adalah berkomunikasi tentang situasinya kepada Ibu Tuti dan pihak sekolah, mencari bantuan dan dukungan dari guru-guru lain, serta membangun hubungan yang baik dengan siswanya. Sehingga ia dapat mengatasi situasinya dan menjadi guru yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *