Guru

Bu Loli dalam Dilema: Bangunlah Jiwa dan Raganya vs Gaya Hidup Berkelanjutan

46
×

Bu Loli dalam Dilema: Bangunlah Jiwa dan Raganya vs Gaya Hidup Berkelanjutan

Sebarkan artikel ini
Bu Loli dalam Dilema: Bangunlah Jiwa dan Raganya vs Gaya Hidup Berkelanjutan

Bu Loli sedang dihadapkan pada dua pilihan yang menarik untuk diwujudkan dalam semester 2 ini di sekolah tempatnya mengajar. Terdapat dua pilihan tema yang ia pertimbangkan, yakni “Bangunlah Jiwa dan Raganya” dan “Gaya Hidup Berkelanjutan”. Menyinggung soal perayaan Hari Bumi yang berdekatan dengan timeline semester 2, Bu Loli bersama tim fasilitator berpendapat bahwa tema gaya hidup berkelanjutan sangat cocok untuk diangkat. Namun, di satu sisi lain, mereka juga melihat bahwa tema “Bangunlah Jiwa dan Raganya” juga menarik untuk dijadikan tema proyek.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang dapat Bu Loli dan tim fasilitas proyek lakukan untuk mengkomodir kedua tema tersebut:

Integrasikan Dua Tema dalam Satu Project

Coba perhatikan, kedua tema tersebut sebenarnya dapat saling melengkapi. “Bangunlah Jiwa dan Raganya” bisa berarti mendorong para siswa untuk lebih peduli pada lingkungan, sedangkan “Gaya Hidup Berkelanjutan” adalah salah satu caranya. Oleh karena itu, kedua tema ini bisa diintegrasikan dalam satu proyek besar, dengan menanamkan pemahaman tentang pentingnya gaya hidup berkelanjutan sebagai bagian dari proses pembentukan jiwa dan raga.

Buat Perayaan Hari Bumi sebagai Puncak Acara

Hari Bumi yang berdekatan dengan timeline semester 2 ini bisa dijadikan momentum untuk menyelesaikan proyek yang melibatkan dua tema tersebut. Perayaan Hari Bumi dapat dijadikan acara puncak dimana siswa ditantang untuk mempraktikkan apa yang sudah mereka pelajari tentang gaya hidup berkelanjutan dalam keseharian mereka.

Gunakan Pendekatan Interdispliner

Menggunakan pendekatan interdispliner dalam proyek ini juga bisa menjadi salah satu solusi. Misalnya, mata pelajaran IPS bisa membahas tentang isu lingkungan dan pentingnya menjalankan gaya hidup berkelanjutan, sedangkan pendidikan jasmani bisa menekankan bagaimana gerak badan dan aktivitas fisik dapat mengurangi emisi karbon dan bagaimana itu bisa menjadi bagian dari gaya hidup berkelanjutan.

Mengingat pentingnya kedua tema ini, sangat penting untuk Bu Loli dan tim fasilitator mencari cara yang tepat dalam mengkomodir keduanya. Namun tentunya, hal ini juga membutuhkan kerjasama dan pengertian dari seluruh elemen yang terlibat dalam proses ini, terutama para siswa.

Jadi, jawabannya apa? Pilihan terbaik adalah memadukan dua tema tersebut dalam satu rangkaian proyek pendidikan yang tidak hanya menarik, tetapi juga mengandung nilai pendidikan yang mendalam dan relevan bagi siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *