Sejarah adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia dan kebudayaannya. Dalam mempelajari sejarah, kita tidak hanya sekadar menghafal fakta-fakta atau tanggal-tanggal, tetapi juga harus mampu menganalisis dan menginterpretasikan peristiwa-peristiwa tersebut secara kritis dan objektif. Untuk itu, kita memerlukan konsep berfikir yang tepat.
Konsep berfikir dalam sejarah adalah cara-cara berpikir yang digunakan untuk memahami, menjelaskan, dan mengevaluasi peristiwa-peristiwa sejarah secara sistematis dan logis. Konsep berfikir dalam sejarah terdiri dari empat jenis, yaitu:
- Konsep berfikir kronologis, yaitu cara berpikir yang mengurutkan peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan urutan waktu terjadinya, dari awal hingga akhir. Konsep ini berguna untuk mengetahui sebab-akibat, perkembangan, dan perubahan dari suatu peristiwa sejarah. Contoh: Menyusun garis waktu perjuangan kemerdekaan Indonesia dari tahun 1908 hingga 1945.
- Konsep berfikir periodisasi, yaitu cara berpikir yang membagi-bagi rentang waktu sejarah menjadi beberapa periode atau zaman berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik tertentu. Konsep ini berguna untuk memudahkan pengelompokan, pengkajian, dan perbandingan antara periode-periode sejarah. Contoh: Membagi sejarah Indonesia menjadi zaman praaksara, zaman Hindu-Buddha, zaman Islam, zaman kolonialisme, dan zaman kemerdekaan.
- Konsep berfikir diakronis, yaitu cara berpikir yang menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah secara vertikal, yaitu melihat hubungan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan. Konsep ini berguna untuk mengetahui kesinambungan, kemajuan, dan kemunduran dari suatu peristiwa sejarah. Contoh: Menelusuri perkembangan demokrasi di Indonesia dari masa Orde Lama hingga masa Reformasi.
- Konsep berfikir sinkronis, yaitu cara berpikir yang mengkaji peristiwa-peristiwa sejarah secara horizontal, yaitu melihat hubungan antara peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa atau tempat yang sama. Konsep ini berguna untuk mengetahui pola-pola, gejala-gejala, dan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu peristiwa sejarah. Contoh: Mengkaji hubungan antara revolusi industri di Eropa dengan imperialisme Barat di Asia dan Afrika pada abad ke-19.
Dengan menguasai konsep-konsep berfikir dalam sejarah di atas, kita dapat belajar sejarah dengan lebih mudah, menyenangkan, dan bermakna. Kita juga dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreatif, dan analitis yang bermanfaat untuk kehidupan kita.