Peristiwa perlawanan Mataram melawan Belanda pada akhir 1700-an merupakan titik penting dalam sejarah kolonial di Indonesia. Namun, perlawanan tersebut pada akhirnya harus mundur. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor penting.
Kekuatan Militer Belanda
Faktor utama mundurnya perlawanan Mataram adalah kekuatan militer Belanda yang sangat superior. Dengan dukungan penuh dari pemerintah di Belanda, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang beroperasi di Indonesia memiliki akses ke senjata-senjata modern dan tentara yang terlatih dengan baik. Mataram, di sisi lain, berjuang dengan sumber daya yang terbatas dan kurangnya teknologi canggih.
Konflik Internal dan Perpecahan Mataram
Faktor lainnya adalah konflik internal yang terjadi di Mataram. Pasca kematian Sultan Agung, kekuasaan di Mataram menjadi tidak stabil. Ada persaingan sengit untuk kekuasaan yang akhirnya memecah belah Mataram menjadi beberapa bagian yang lebih kecil, seperti Surakarta dan Yogyakarta. Perpecahan ini melemahkan Mataram dan memudahkan Belanda untuk melakukan penaklukan.
Intervensi dan Politik Belanda
Belanda secara cerdik memanfaatkan konflik internal Mataram dan mengintervensi dengan mengadopsi politik “verdeel en heers” atau “memecah dan menguasai”. Mereka mendukung pihak-pihak tertentu dalam konflik kekuasaan Mataram, yang memecah kekuatan Mataram dan memperkuat pengaruh Belanda.
Penyakit dan Kelaparan
Situasi kehidupan masyarakat Mataram pada waktu itu juga sangat sulit. Wabah penyakit dan kelaparan melanda, sebagian besar disebabkan oleh kebijakan Belanda yang memaksa rakyat Mataram untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi dan rempah-rempah di lahan yang seharusnya digunakan untuk pangan. Hal ini meningkatkan kesulitan Mataram dalam mempertahankan perlawanan.
Dalam menghadapi dominasi kolonial Belanda, Mataram telah berjuang dengan gigih dan keberanian. Namun, beberapa faktor yang telah disebutkan di atas telah menjadi penyebab utama mundurnya perlawanan mereka di Batavia. Meskipun demikian, semangat perjuangan mereka tetap menjadi bagian penting dari sejarah perlawanan Indonesia terhadap kolonialisasi.