Setiap kejahatan memiliki kisahnya sendiri. Ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan yang melanggar hukum, dan sering kali, lingkungan dan pengalaman pribadi berperan besar dalam menentukan bagaimana individu tersebut bereaksi terhadap situasi tertentu. Kasus KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) yang berlanjut dengan balas dendam adalah salah satu contoh yang cukup kompleks, dan tidak bisa hanya dipandang dari perspektif hitam putih.
Pada satu sisi, undang-undang dengan jelas melarang tindakan kekerasan fisik tanpa pembedaan, baik digunakan oleh siapa, kepada siapa, dan apa pun alasannya. Dari sudut pandang ini, perempuan dalam contoh ini, yang telah melakukan kekerasan dan menyebabkan cedera parah pada suaminya, bisa dikatakan telah melakukan pelanggaran hukum, dan dapat dianggap sebagai pelaku kejahatan.
Namun, konteks sangat penting dalam menilai tindakan seseorang. Perempuan yang sebelumnya menjadi korban KDRT selama puluhan tahun mungkin telah menderita trauma parah dan biasanya, kekerasan berkelanjutan dan berkepanjangan dapat merusak kemampuan seseorang untuk berpikir dengan jernih dan membuat keputusan yang rasional. Balasan dendam yang dilakukan mungkin adalah reaksi terhadap rasa takut dan cemas yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, serta produk dari keadaan mental dan emosional yang terganggu.
Dalam situasi seperti ini, langkah pertama yang ideal seharusnya adalah mencari bantuan dari lembaga penegak hukum atau organisasi yang diperuntukkan bagi korban kekerasan domestik. Namun, situasi tersebut seringkali rumit dan penuh tekanan.
Melihat dari perspektif psikologis dan sosial, mungkin tidak sepenuhnya adil jika perempuan ini dianggap sebagai pelaku kejahatan murni, mengingat bahwa tindakannya adalah hasil dari kejahatan berat yang dialaminya selama puluhan tahun. Dalam banyak kasus, hukum juga mencoba mempertimbangkan faktor-faktor ini saat menentukan hukuman.
Namun, perlu diingat bahwa tindakan balasan serupa tidaklah menguraikan solusi terbaik. Setiap tindakan kekerasan hanya akan memperburuk situasi dan justru menambah penderitaan. Korban KDRT perlu mendapatkan bantuan dan perlindungan yang memadai untuk mencegah terjadinya tindak balasan seperti ini.
Masyarakat juga perlu lebih memahami tentang bagaimana KDRT bisa mempengaruhi korban, serta bagaimana situasi tersebut memicu aksi balasan. Dengan pengetahuan dan pemahaman ini, kita dapat berusaha mencegah tindak kejahatan dan mendukung korban KDRT secara lebih efektif.