Zat memiliki berbagai sifat yang dapat difungsikan untuk mendeskripsikan dan membedakan suatu zat dari zat lainnya. Sifat tersebut terbagi menjadi dua tipe utama, yaitu sifat ekstensif dan sifat intensif. Sifat ekstensif adalah sifat yang bergantung pada jumlah zat, seperti massa dan volume, sedangkan sifat intensif adalah sifat yang tidak bergantung pada jumlah zat. Artinya, sifat ini akan tetap sama meski ukuran, bentuk, atau jumlah zat berubah. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai dua macam sifat intensif zat, yaitu titik didih dan densitas.
1. Titik Didih
Titik didih adalah suatu sifat intensif yang mendeskripsikan suhu pada saat zat berubah fase dari cair menjadi gas. Titik didih bergantung pada sifat kimia dari zat tersebut, bukan jumlahnya. Misalnya, air memiliki titik didih konstan yaitu 100 derajat Celcius pada tekanan atmosfer normal. Meskipun volume dari air tersebut diubah, titik didihnya tetap sama.
Titik didih menjadi penting dalam berbagai bidang seperti di laboratorium, industri, dan memasak. Misalnya, dalam proses distilasi, titik didih zat digunakan untuk memisahkan zat-zat dalam campuran berdasarkan perbedaan titik didih mereka.
2. Densitas
Densitas atau kepadatan adalah sifat intensif lainnya yang mendeskripsikan derajat konsentrasi massa dalam suatu volume tertentu. Ini dihitung dengan rumus densitas = massa/volume. Densitas suatu zat tidak bergantung pada volume atau ukuran sampel zat tersebut. Sebagai contoh, densitas emas adalah 19.3 gram/cm3. Ini berarti setiap cm3 emas memiliki massa 19.3 gram, tidak peduli berapa banyak emas yang kita miliki.
Densitas digunakan dalam banyak aplikasi. Misalnya dalam mengidentifikasi zat (karena setiap zat memiliki densitas yang unik), atau dalam mengaplikasikan prinsip Archimedes.
Secara keseluruhan, sifat intensif adalah karakteristik yang membantu kita mengenali dan mengkarakterisasi zat. Meski tidak mempengaruhi jumlah zat, titik didih dan densitas adalah dua sifat intensif yang krusial dalam banyak proses ilmiah dan industri.
