Salah satu aspek penting dalam belajar bahasa adalah memahami kosakata. Kosakata adalah kumpulan kata-kata yang ada dalam suatu bahasa dan digunakan untuk membangun kalimat. Dalam Bahasa Indonesia, kosakata dikategorikan menjadi dua jenis: baku dan non baku. Dalam artikel ini, kita akan fokus pada pengertian kosakata non baku.
Apa Itu Kosakata Non Baku?
Kosakata non baku adalah kata-kata atau ungkapan yang tidak sesuai dengan kaidah penulisan dan penyampaian resmi dalam Bahasa Indonesia. Kosakata ini seringkali ditemukan dalam percakapan sehari-hari, bahasa gaul, slang, atau dialek-dialek regional tertentu yang menjadi kebiasaan dalam komunikasi di masyarakat.
Contoh dan Karakteristik Kosakata Non Baku
Kosakata non baku biasanya lebih informal, dan keberadaannya lebih mementingkan aspek sosial dan budaya, daripada aturan baku bahasa yang berlaku. Misalnya dalam penggunaan kata “gw” untuk menggantikan “saya”, atau “lu” untuk menggantikan “kamu”. Kata-kata tersebut sering digunakan dalam situasi informal atau percakapan sehari-hari, meskipun dalam penulisan resmi, penggunaan kata-kata tersebut tidak dianjurkan.
Selain itu, kosakata non baku juga dapat berasal dari pemakaian kata-kata asing yang belum diakomodasi dalam kamus Bahasa Indonesia, kata-kata singkatan, atau kalangan tertentu yang mengadaptasi kosakata tertentu untuk kepentingan ekspresi diri.
Dampak Penggunaan Kosakata Non Baku
Penggunaan kosakata non baku dalam kehidupan sehari-hari bisa saja tidak menjadi masalah. Akan tetapi, dalam konteks penulisan formal atau ilmiah, kosakata non baku kurang tepat untuk digunakan. Hal ini karena penggunaan kosakata non baku dapat mempengaruhi pemahaman, kualitas dan tingkat formalitas suatu tulisan.
Meski memiliki dampak pada konteks formal, dalam penggunaan informally atau sehari-hari, kosakata non baku justru membantu memperkaya bahasa dan ekspresi dalam berkomunikasi. Intinya, penggunaan kosakata non baku harus disesuaikan dengan konteks percakapan atau tulisan.
Tema tentang kosakata non baku ini penting untuk dipahami, terutama bagi penutur Bahasa Indonesia. Seseorang perlu memahami kapan dan di mana penggunaan kosakata non baku sesuai dan tidak sesuai. Dengan pemahaman yang baik, penggunaan bahasa dapat lebih efektif dan tepat sasaran.