Diskusi

Dalam Melakukan Penilaian Hasil Belajar Murid pada Mata Pelajaran IPA, Pak Adit Menggunakan Tes Tertulis Sebagai Satu-satunya Alat Ukur untuk Mengukur Kompetensi Murid. Berdasarkan Prinsip Penilaian, Penilaian yang Dilakukan Pak Adit Tidak Sesuai dengan Prinsip

70
×

Dalam Melakukan Penilaian Hasil Belajar Murid pada Mata Pelajaran IPA, Pak Adit Menggunakan Tes Tertulis Sebagai Satu-satunya Alat Ukur untuk Mengukur Kompetensi Murid. Berdasarkan Prinsip Penilaian, Penilaian yang Dilakukan Pak Adit Tidak Sesuai dengan Prinsip

Sebarkan artikel ini
Dalam Melakukan Penilaian Hasil Belajar Murid pada Mata Pelajaran IPA, Pak Adit Menggunakan Tes Tertulis Sebagai Satu-satunya Alat Ukur untuk Mengukur Kompetensi Murid. Berdasarkan Prinsip Penilaian, Penilaian yang Dilakukan Pak Adit Tidak Sesuai dengan Prinsip

Pendidikan merupakan sebuah proses belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sistematis. Tujuannya adalah untuk membantu murid dalam menyerap pengetahuan, keterampilan, dan sikap mendalam. Salah satu metode evaluasi dalam pendidikan adalah penilaian hasil belajar murid, dan contohnya adalah apa yang dilakukan Pak Adit pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) – ia menggunakan tes tertulis sebagai satu-satunya alat ukur untuk mengukur kompetensi murid.

Perlu untuk diingat bahwa, selama proses penilaian, ada beberapa prinsip penilaian yang perlu dipertimbangkan. Secara garis besar, prinsip penilaian berorientasi pada hasil belajar yang komprehensif, objektif, akurat, dan konsisten. Pak Adit, dalam kasus ini, mungkin tidak mematuhi prinsip-prinsip tersebut karena ia hanya menggunakan tes tertulis sebagai satu-satunya cara untuk mengukur kompetensi siswa.

Pertama, dari segi komprehensif, penilaian idealnya seharusnya mencakup berbagai aspek. Hal ini termasuk pengetahuan teoritis, keterampilan praktis, dan sikap siswa dalam mata pelajaran tersebut. Tes tertulis biasanya hanya mampu mengukur pemahaman konsep dan pengetahuan teoritis murid, dan kurang efektif dalam menilai keterampilan praktis atau sikap siswa. Oleh karena itu, pendekatan Pak Adit tidak mencakup penilaian yang komprehensif.

Kedua, penilaian juga harus objektif. Artinya, alat pengukuran tanpa bias harus digunakan. Meskipun tes tertulis merupakan alat pengukuran yang baik, namun bila digunakan sendirian, ia mungkin tidak mewakili gambaran lengkap tentang kompetensi siswa. Beberapa siswa mungkin lebih unggul dalam aspek praktis atau visual daripada aspek tertulis. Karenanya, metode penilaian Pak Adit dapat menyebabkan bias.

Sebagai penutup, dalam melakukan penilaian terhadap hasil belajar murid, sangat penting untuk mengintegrasikan berbagai metode penilaian. Tes tertulis boleh jadi alat yang berguna, tetapi harus digunakan bersama dengan alat penilaian lain untuk mencapai penilaian yang akurat, objektif, konsisten, dan komprehensif. Pak Adit, dan juga para guru lainnya, perlu menyadari bahwa penilaian yang baik dan efektif merupakan sesuatu yang kompleks dan melibatkan berbagai elemen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *