Buku

Bu Ani Mempelajari Modul Ajar Prakarya Pengolahan dari Platform Merdeka Mengajar: Teknik Pengawetan Dengan Metode Pengasinan, Membuat Ikan Asin Secara Tradisional, Di Daerah Pertanian Jauh Dari Laut dan Melimpahnya Hasil Alam Sawi

31
×

Bu Ani Mempelajari Modul Ajar Prakarya Pengolahan dari Platform Merdeka Mengajar: Teknik Pengawetan Dengan Metode Pengasinan, Membuat Ikan Asin Secara Tradisional, Di Daerah Pertanian Jauh Dari Laut dan Melimpahnya Hasil Alam Sawi

Sebarkan artikel ini
Bu Ani Mempelajari Modul Ajar Prakarya Pengolahan dari Platform Merdeka Mengajar: Teknik Pengawetan Dengan Metode Pengasinan, Membuat Ikan Asin Secara Tradisional, Di Daerah Pertanian Jauh Dari Laut dan Melimpahnya Hasil Alam Sawi

Bu Ani yang berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah di daerah pertanian yang jauh dari laut, terus berusaha untuk mengembangkan diri dan pengetahuannya demi keberhasilan siswa-siswanya. Belakangan ini, Bu Ani sedang mempelajari modul ajar prakarya pengolahan dari platform “Merdeka Mengajar”. Modul tersebut membahas teknik pengawetan dengan metode pengasinan. Salah satu contoh kegiatan yang ada di modul ajar tersebut adalah cara membuat ikan asin secara tradisional.

Meski begitu, ada satu tantangan yang dihadapi oleh Bu Ani. Sekolah di mana Bu Ani bekerja berada di daerah pertanian yang jauh dari laut. Hal ini menyulitkan Bu Ani dan para siswa untuk melakukan kegiatan pengawetan ikan seperti yang ditekankan dalam modul ajar tersebut.

Namun, Bu Ani tidak berhenti disana. Dia menyadari bahwa daerahnya kaya akan hasil alam, terutama sawi. Mengingat itu, Bu Ani mempertimbangkan untuk memanfaatkan sawi sebagai bahan alternatif dalam belajar pengasinan.

Pengasinan tidak hanya dapat diterapkan pada ikan, tetapi juga pada berbagai jenis sayuran, termasuk sawi. Prosesnya pun relatif serupa. Cara ini bisa menjadi alternatif yang sangat bagus untuk mengatasi hambatan geografis yang dihadapi oleh Bu Ani dan sekolahnya.

Pertama, sawi perlu dicuci bersih dan dikeringkan. Kemudian, sawi tersebut akan diasinkan dengan menggunakan garam. Dalam hal ini, perbandingan antara sawi dan garam biasanya adalah 10:1. Proses pengasinan membutuhkan waktu sekitar 24 jam sebelum sawi benar-benar siap untuk diolah lebih lanjut.

Proses ini tidak hanya akan membantu Bu Ani dalam menjelaskan konsep pengasinan kepada siswanya tetapi juga memberikan mereka pengalaman praktis. Dengan begini, siswa akan lebih memahami dan merasakan sendiri proses pengasinan, meski konteksnya diadaptasi dari pengasinan ikan menjadi pengasinan sayuran. Pemahaman ini bisa menjadi dasar bagi siswa untuk mengeksplorasi lebih lanjut tentang pengawetan dan pemanfaatan hasil alam sekitar mereka.

Akhirnya, dalam menjawab tantangan ini, Bu Ani telah menunjukkan bahwa adaptasi dan kontekstualisasi pengetahuan itu penting. Ia telah berhasil membuat modul ajar tersebut relevan dengan situasi dan kondisi daerahnya.

Jadi, jawabannya apa? Jawabannya adalah kreativitas dan fleksibilitas dalam memanfaatkan sumber belajar dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Bu Ani telah menunjukkan bahwa untuk menjadi pendidik yang sukses, kita harus mampu melihat kemungkinan dan pembelajaran di setiap tantangan yang kita hadapi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *