Dalam Islam, Hadis adalah ungkapan atau tindakan Nabi Muhammad SAW yang menjadi referensi penting dalam memahami ajaran agama ini. Salah satu hadis yang sering jadi pembicaraan adalah hadis yang menyebutkan bahwa berpikir tentang Dzat Allah tidak dianjurkan. Lalu, apa sebenarnya pesan yang ingin disampaikan melalui hadis ini?
Untuk memahami maksud hadis ini, pertama-tama kita harus mengerti bahwa konsep ketuhanan dalam Islam adalah konsep yang sangat kompleks dan mendalam. Allah SWT adalah entitas yang tak terbatas, tanpa batas, tak terhingga, dan tak berujung. Sifat-sifat-Nya yang tak terbatas ini membuat-Nya melebihi batas kemampuan pikiran manusia untuk mengerti atau memahami.
Hadis ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak bisa dipahami sepenuhnya oleh akal manusia yang terbatas. Maka, berusaha memikirkan atau memahami Dzat Allah hanyalah perbuatan yang akan membuat kita merasa frustrasi dan bingung. Hal ini juga dapat menjurus kepada penyesatan, karena manusia bisa saja berbuat kesalahan dalam mencoba menginterpretasikan atau memahami Dzat-Nya.
Pesan lain yang dapat kita ambil dari hadis ini adalah tentang kerendahan hati. Hadis ini mengajarkan kita agar selalu menyadari batasan diri kita sebagai manusia. Kita harus terus belajar dan mencari ilmu, tetapi juga harus sadar bahwa ada hal-hal yang berada di luar jangkauan kita, termasuk memahami Dzat Allah.
Hadis ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya mengurangi keinginan kita untuk selalu mencoba mengontrol segala hal. Sebagai makhluk yang terbatas, kita tidak bisa mengontrol atau memahami segala hal, termasuk Dzat Allah. Mengakui keterbatasan ini adalah bagian dari proses untuk menjadi manusia yang lebih baik dan lebih rendah hati.
Namun, tidak dianjurkannya berpikir tentang Dzat Allah bukan berarti kita tidak boleh merenungkan atau memahami sifat-sifat-Nya. Justru, dalam banyak ayat dalam Al-Qur’an, manusia dianjurkan untuk merenungkan ayat-ayat Allah dan memahami sifat-sifat-Nya melalui ayat-ayat tersebut.
Jadi, jawabannya apa?
Jawabannya adalah hadis yang menyatakan bahwa berpikir tentang Dzat Allah tidak dianjurkan ini mengajarkan kita untuk menyadari batasan kita sebagai manusia. Hadis ini mengingatkan kita bahwa Allah melebihi batas pemahaman kita. Namun, hal ini bukan berarti kita tidak boleh berusaha memahami sifat-sifatNya. Intinya, hadis ini mengajarkan kita tentang pentingnya kerendahan hati dan menghargai keterbatasan diri kita sebagai manusia.