Buku

Dalam Menyusun Asesmen, Penentuan Alat Ukur yang Tepat Sangat Tergantung Pada

47
×

Dalam Menyusun Asesmen, Penentuan Alat Ukur yang Tepat Sangat Tergantung Pada

Sebarkan artikel ini
Dalam Menyusun Asesmen, Penentuan Alat Ukur yang Tepat Sangat Tergantung Pada

Dalam suatu proses asesmen, baik itu asesmen pendidikan, psikologis, maupun lingkungan kerja, peranan alat ukur sangatlah signifikan. Alat ukur dalam asesmen berfungsi sebagai media untuk mengukur variabel penelitian, menentukan tingkat keberhasilan, serta menjadi fondasi dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penentuan alat ukur yang tepat sangat tergantung pada beberapa faktor penting. Faktor-faktor tersebut antara lain meliputi sasaran asesmen, tujuan asesmen, konteks asesmen, dan karakteristik responden.

Sasaran Asesmen

Sasaran asesmen merujuk pada apa yang ingin diukur atau dinilai. Misalnya, dalam konteks pendidikan, sasaran asesmen bisa mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa. Jika sasaran asesmen adalah pengetahuan, maka alat ukur yang tepat bisa berupa tes kognitif seperti ujian tertulis. Adapun jika sasaran asesmen adalah keterampilan, alat ukur yang tepat bisa berupa tes praktek atau simulasi.

Tujuan Asesmen

Tujuan asesmen lapangan berkaitan erat dengan apa yang ingin dicapai melalui asesmen tersebut. Tujuan dari asesmen akan menentukan jenis alat ukur yang paling tepat. Untuk evaluasi performa kerja, misalnya, alat ukur seperti penilaian 360 derajat mungkin menjadi pilihan yang tepat. Sedangkan untuk tujuan penelitian, bisa jadi alat ukur berupa skala psikometrik diperlukan.

Konteks Asesmen

Konteks asesmen berarti situasi atau lingkungan tempat dimana asesmen tersebut dilakukan. Konteks asesmen akan mempengaruhi pilihan alat ukur yang paling sesuai. Misalnya, dalam asesmen kinerja organisasi, alat ukur seperti survey kepuasan karyawan mungkin akan lebih tepat ketimbang tes kognitif yang lebih cocok dalam konteks asesmen pendidikan.

Karakteristik Responden

Faktor terakhir yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan alat ukur adalah karakteristik responden. Umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan bahkan budaya dari responden dapat mempengaruhi keandalan dan kevalidan dari alat ukur tersebut. Misalnya, alat ukur psikologis yang dikembangkan di negara barat mungkin tidak sepenuhnya valid atau relevan jika digunakan pada populasi di negara Asia, dan sebaliknya.

Penting untuk diingat bahwa penentuan alat ukur yang tepat tidak hanya berdasarkan satu dari faktor-faktor tersebut, melainkan kombinasi dari semuanya. Oleh karena itu, proses ini memerlukan pemahaman mendalam, keahlian, dan ketelitian.

Jadi, jawabannya apa? Dalam proses menyusun asesmen, penentuan alat ukur yang tepat sangatlah tergantung pada sasaran asesmen, tujuan asesmen, konteks asesmen, dan karakteristik dari responden.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *