Inflasi adalah fenomena peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam periode tertentu. Banyak yang beranggapan bahwa inflasi identik dengan hal negatif, namun faktanya, golongan tertentu dalam masyarakat bisa mendapatkan keuntungan dari adanya inflasi.
Golongan yang dimaksud adalah golongan pebisnis atau produsen, kreditur, dan pekerja dengan upah yang menyesuaikan inflasi.
Pertama, pebisnis atau produsen. Ketika inflasi terjadi, harga barang dan jasa cenderung meningkat. Para pebisnis atau produsen memiliki kesempatan untuk meningkatkan harga jual produk. Seiring dengan peningkatan harga tersebut, margin keuntungan yang diperoleh oleh pebisnis bisa ikut meningkat asalkan kost produksi tidak naik secara signifikan atau naik lebih rendah dibandingkan kenaikan harga jual.
Kedua, kreditur atau pemberi pinjaman uang. Mereka menghitung bunga dari pinjaman berdasarkan tingkat inflasi. Jadi, ketika inflasi tinggi, bunga pinjaman umumnya akan tinggi. Dengan demikian, kreditur mendapatkan keuntungan lebih dari pinjaman yang diberikan.
Terakhir, adalah golongan pekerja dengan upah yang menyesuaikan inflasi. Dalam kondisi inflasi, upah pekerja umumnya dinaikkan untuk menyesuaikan dengan kenaikan biaya hidup. Jadi, mereka yang upahnya menyesuaikan dengan inflasi, tidak akan merasakan dampak negatif dari inflasi dan mungkin saja mendapatkan keuntungan.
Namun, perlu diingat, meski mereka bisa mendapatkan keuntungan dari inflasi, inflasi tinggi jangka panjang memiliki dampak negatif dan bisa merugikan perekonomian secara keseluruhan. Pengendalian inflasi adalah tugas vital pemerintah dan otoritas moneter, guna menjaga stabilitas ekonomi.
Jadi, jawabannya apa? Masyarakat yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi yang terjadi adalah golongan pebisnis atau produsen, kreditur, dan pekerja dengan upah yang menyesuaikan inflasi.