Sosial

Bagaimana Islam Mengajarkan Sikap Menghadapi Perbedaan Agar Tidak Menjadikan Takabur

34
×

Bagaimana Islam Mengajarkan Sikap Menghadapi Perbedaan Agar Tidak Menjadikan Takabur

Sebarkan artikel ini
Bagaimana Islam Mengajarkan Sikap Menghadapi Perbedaan Agar Tidak Menjadikan Takabur

Islam sebagai agama samawi memberikan ajaran yang menuju kearah kehidupan yang harmonis, damai dan saling menghargai antar sesama manusia. Salah satu ajaran penting dalam Islam adalah pengajuan sikap menghadapi perbedaan agar tidak menjadikan takabur.

Pada dasarnya, Islam mendorong para pengikutnya untuk menerima perbedaan dan keanekaragaman sebagai bagian dari kehidupan. Al-Quran surah Al-Hujurat ayat 13 menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dalam berbagai suku dan bangsa, bukan untuk saling bermusuhan, melainkan agar mereka saling mengenal. Tujuan awal penciptaan perbedaan adalah untuk membentuk lingkungan yang kaya akan keberagaman dan toleransi.

Dalam konteks menghadapi perbedaan, Islam sangat mendorong untuk tawadu’ atau rendah hati dan berusaha menghindari takabur atau sikap sombong. Takabur bisa diartikan sebagai sikap yang memandang rendah orang lain dan merasa diri sendiri lebih baik. Sikap takabur ini dilarang dalam ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya berkata : “Janganlah kamu merasa lebih baik dari orang lain, hingga kamu benar-benar lebih baik baik di dalam pengetahuan atau amalan.”

Maka, langkah pertama dalam menghindari takabur dalam menghadapi perbedaan adalah dengan mempunyai pemahaman yang baik tentang keberagaman itu sendiri. Yakin bahwa setiap individu, setiap bangsa, dan setiap agama memiliki keunikan dan kebaikan masing-masing. Islam memandang perbedaan adalah satu hal yang alami dan seharusnya dapat memperkaya pengetahuan, pengalaman, dan perspektif kita terhadap dunia.

Selanjutnya, menghormati perbedaan juga menjadi kunci penting dalam menghadapi perbedaan secara islami. Menghormati perbedaan bukan berarti harus sepakat dengan semua hal, namun lebih kepada mengakui hak orang lain untuk memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda. Dalam konteks inilah peran tawadu’, sikap rendah hati dalam menerima bahwa setiap orang memiliki hak untuk berbeda.

Di samping itu, dialog dan diskusi terbuka juga menjadi bagian penting dalam menghadapi perbedaan. Melalui dialog, kita bisa memahami pandangan orang lain, menemukan kesamaan, serta belajar untuk menerima perbedaan. Dialog juga membantu kita untuk menahan diri dari sikap takabur dan mempromosikan sikap rendah hati serta penghargaan terhadap keanekaragaman pandangan.

Tentu, mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi juga bisa membantu kita dalam memahami dan menerima perbedaan. Keterbukaan terhadap informasi dan pengetahuan baru dapat membantu kita menemukan cara pandang yang lebih luas dan lebih mendalam terhadap perbedaan dan keberagaman.

Jadi, jawabannya apa? Islam mengajarkan bahwa sikap yang benar dalam menghadapi perbedaan adalah dengan merendahkan hati, menghormati perbedaan, berdialog secara terbuka, dan selalu berusaha meningkatkan pengetahuan serta pemahaman kita. Jika kita bisa mengimplementasikan semua hal ini, maka kita bukan hanya akan mampu bergaul dengan lebih baik dalam masyarakat yang beragam, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan dunia yang lebih damai dan toleran.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *