Guru

Type of Project Where Each Task Must Finish Before The Next One is Called

30
×

Type of Project Where Each Task Must Finish Before The Next One is Called

Sebarkan artikel ini
Type of Project Where Each Task Must Finish Before The Next One is Called

Jika sedang mengamati dunia manajemen proyek, Anda mungkin telah menemui sejenis proyek di mana setiap tugas harus diselesaikan sebelum tugas berikutnya dapat dimulai. Jenis proyek ini dinamakan proyek “Waterfall” atau model Waterfall.

Model Waterfall dalam manajemen proyek adalah pendekatan sekuensial di mana tahapan proyek dikerjakan secara berurutan, dari awal hingga akhir. Artinya, setiap tahap dalam proyek harus benar-benar selesai sebelum memulai tahap berikutnya. Model ini sering kali digunakan dalam pengembangan perangkat lunak, namun juga berlaku untuk proyek-proyek lain seperti pembangunan atau manufaktur.

Struktur Model Waterfall

Model Waterfall biasanya dibagi menjadi lima tahap utama dan berurutan:

  1. Requirement Analysis – Tim proyek mengumpulkan dan menganalisis persyaratan proyek, baik dari perspektif teknis maupun kebutuhan pengguna. Ini adalah tahap pembuatan konsep dan perencanaan awal.
  2. Design – Setelah persyaratan dikumpulkan dan dipahami, selanjutnya adalah merancang proyek. Ini dapat mencakup desain teknis, arsitektur, antarmuka pengguna, dan lebih banyak lagi.
  3. Implementation – Dalam tahap ini, ide dan rancangan diterapkan, dan produk mulai dibuat atau dikembangkan.
  4. Testing – Sebelum produk bisa diselesaikan, harus melewati fase testing. Di sini tim proyek menentukan apakah produk sesuai dengan persyaratan yang awalnya ditetapkan.
  5. Maintenance – Setelah produk diuji dan diterima, proyek beralih ke tahap maintenance atau pemeliharaan, di mana kualitas produk dipantau dan masalah yang mungkin timbul diperbaiki.

Kelebihan dan Kekurangan Model Waterfall

Kelebihan

Rencana yang jelas dan ditetapkan – Dengan menetapkan tahapan sejak awal, semua anggota tim memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang diharapkan dan kapan jadwalnya.

Specialisasi tugas – Karena setiap tugas dijalankan satu per satu, maka anggota tim dapat berfokus pada satu bidang spesialisasinya.

Kekurangan

Kurang fleksibel – Jika harus melakukan perubahan, semua fase sebelumnya harus ditinjau dan diperbaiki.

Pemecahan masalah dapat terhambat – Karena semua tahapan dijalankan secara berurutan, problema di tahap awal dapat memperlambat tahapan berikutnya.

Penting untuk dicatat bahwa, sementara model Waterfall memiliki keunggulan dalam beberapa situasi, tidak semua proyek akan mendapatkan manfaat dari pendekatan ini. Beberapa proyek memerlukan fleksibilitas dan iterasi yang lebih tinggi dengan pendekatan berbeda seperti Agile.

Jadi, jawabannya apa? Proyek dimana setiap tugas harus selesai sebelum tugas selanjutnya dapat dimulai adalah model proyek Waterfall. Meskipun memiliki kekurangannya, model ini tetap efektif dalam menuntaskan proyek dengan ruang lingkup dan tujuan yang jelas dan terstruktur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *