Guru

Bedakan Teori Belajar Piaget, Model Bruner, Teori Belajar Gagne, dan Teori Belajar Ausubel dalam Penerapan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) Saat Ini

39
×

Bedakan Teori Belajar Piaget, Model Bruner, Teori Belajar Gagne, dan Teori Belajar Ausubel dalam Penerapan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) Saat Ini

Sebarkan artikel ini
Bedakan Teori Belajar Piaget, Model Bruner, Teori Belajar Gagne, dan Teori Belajar Ausubel dalam Penerapan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar (SD) Saat Ini

Kegiatan pembelajaran di sekolah dasar tidak dapat dilepaskan dari berbagai teori belajar yang ada. Berikut ini adalah pembedaan dari teori belajar Piaget, model Bruner, teori belajar Gagne, dan teori belajar Ausubel yang diadaptasi dalam konteks pembelajaran IPA di sekolah dasar saat ini.

Teori Belajar Piaget

Jean Piaget adalah psikolog perkembangan Swiss yang dikenal atas penelitiannya tentang anak-anak dan pendidikan mereka. Teori belajarnya terkenal dengan tahapan perkembangan kognitif. Pada tahap operasional konkret (umur 7-11 tahun), yang paling relevan dengan anak SD, anak mulai mengembangkan pemikiran logis tentang konsep-konsep konkret di dunia nyata.

Dalam penerapan pembelajaran IPA di SD, teori ini memiliki implikasi bahwa guru perlu memperbanyak kegiatan praktis seperti percobaan sederhana. Misalnya, untuk mengajarkan konsep tekanan udara, guru bisa memperlihatkan percobaan balloon rocket yang menggunakan prinsip tekanan udara.

Model Bruner

Model belajar Bruner mengusung ide bahwa siswa belajar konsep terbaik ketika mereka menemukannya sendiri. Bruner mengidentifikasikan tiga mode dari representasi kognitif yaitu enamik (gerakan atau tindakan), ikonik (gambar atau visual), dan simbolik (bahasa).

Dalam konteks IPA di SD, guru bisa menerapkan model ini dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep IPA melalui kegiatan langsung seperti pengamatan dan eksperimen. Misalnya, untuk mengajarkan tentang siklus hidup kupu-kupu, guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengamati proses tersebut secara langsung.

Teori Belajar Gagne

Robert Gagne memandang belajar sebagai proses yang berkelanjutan di mana siswa bergerak melalui sembilan tahapan belajar, dari mendapatkan perhatian hingga performa.

Dalam pelajaran IPA di SD, teori ini bisa diterapkan dengan mengikuti tahapan belajarnya. Misalnya, dalam mengajarkan konsep penyebaran cahaya, guru dapat membangkitkan perhatian siswa dengan menunjukkan fenomena pelangi, kemudian menjelaskan konsep penyebaran cahaya, menguji pemahaman mereka, dan sebagai penutup, mengajak mereka melakukan eksperimen sederhana tentang penyebaran cahaya.

Teori Belajar Ausubel

Dikembangkan oleh David Ausubel, teori belajar ini mementingkan pemahaman dan pengetahuan sebelumnya sebagai fondasi dari belajar baru. Bagi Ausubel, belajar bermakna adalah proses di mana informasi baru dikaitkan dengan konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif siswa.

Dalam konteks belajar IPA di SD, guru bisa menerapkan teori ini dengan mengajak siswa untuk mengaitkan konsep baru dengan apa yang mereka sudah tahu. Misalnya, dalam belajar tentang ekosistem, siswa bisa diminta untuk menghubungkan konsep tersebut dengan pengalaman mereka sendiri, seperti kebun di rumah atau taman di sekolah.

Kesimpulan

Setiap teori belajar memiliki pandangan dan metode yang unik dalam proses pembelajaran. Dalam prakteknya, guru bisa memadukan berbagai teori sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa.

Jadi, jawabannya apa? Penggunaan teori belajar Piaget, model Bruner, teori belajar Gagne, dan teori belajar Ausubel dalam pembelajaran IPA di SD sangatlah bervariasi dan tergantung pada materi serta metode belajar yang digunakan oleh guru. Semua teori tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menciptakan proses belajar yang efektif dan bermakna bagi para siswa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *