Diskusi

Strategi Devide et Impera yang Diterapkan VOC Terhadap Kerajaan Banten dengan Membantu Sultan Haji yang Berperang dengan Ayahnya Yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, Dapat Dikategorikan Sebagai Faktor Penyebab Kemunduran Banten Bidang…

88
×

Strategi Devide et Impera yang Diterapkan VOC Terhadap Kerajaan Banten dengan Membantu Sultan Haji yang Berperang dengan Ayahnya Yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, Dapat Dikategorikan Sebagai Faktor Penyebab Kemunduran Banten Bidang…

Sebarkan artikel ini
Strategi Devide et Impera yang Diterapkan VOC Terhadap Kerajaan Banten dengan Membantu Sultan Haji yang Berperang dengan Ayahnya Yaitu Sultan Ageng Tirtayasa, Dapat Dikategorikan Sebagai Faktor Penyebab Kemunduran Banten Bidang…

Kerajaan Banten merupakan salah satu kerajaan besar di Indonesia pada abad ke-16 hingga ke-17. Namun, kejayaan kerajaan ini terancam oleh berbagai faktor, salah satunya adalah strategi devide et impera yang digunakan oleh VOC terhadap kerajaan Banten. Strategi ini diterapkan ketika VOC membantu Sultan Haji, putra dari Sultan Ageng Tirtayasa, yang sedang berperang dengan ayahnya. Jika kita telaah lebih jauh, strategi ini dapat dikategorikan sebagai faktor penyebab kemunduran Banten dalam berbagai bidang.

Latar Belakang Konflik

Perang yang terjadi antara Sultan Haji dan ayahnya Sultan Ageng Tirtayasa dipicu oleh perbedaan dalam kebijakan politik dan hubungan dengan Belanda. Dimulai pada tahun 1651, ketika Sultan Ageng Tirtayasa mengizinkan Inggris dan Denmark untuk berdagang di Banten, dengan tujuan untuk melawan pengaruh Belanda. Namun, pada tahun 1680-an, ketika putranya sebagai Sultan Haji naik tahta, ia lebih memilih kerja sama dengan VOC daripada melawan Belanda.

Inilah yang menjadi awal perpecahan antara Sultan Ageng dan Sultan Haji, menciptakan celah bagi VOC untuk menguasai dan memecah kerajaan ini.

Dampak Strategi Devide et Impera Terhadap Bidang Ekonomi dan Politik Banten

Strategi devide et impera yang diterapkan VOC memberikan dampak yang signifikan dalam perekonomian dan politik Banten. Dalam bidang ekonomi, perang antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa mengakibatkan hancurnya sektor perdagangan di Banten. Infrastruktur yang rusak dan kondisi keamanan yang tidak stabil menyebabkan pedagang dari luar negeri enggan untuk hadir dalam perdagangan di Banten. Akibatnya, penerimaan pajak menurun hingga perekonomian kerajaan menjadi semakin lemah.

Dalam bidang politik, strategi devide et impera yang dijalankan VOC mengakibatkan perpecahan di dalam keluarga kerajaan Banten dan di antara rakyatnya. Perpecahan ini berlanjut hingga penduduk Banten menjadi terpecah-belah dan mudah dikendalikan oleh Belanda melalui politik adu domba.

Kesimpulan

Perang antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa yang didorong oleh strategi devide et impera VOC dapat dikatakan menjadi faktor penyebab kelemahan Banten dalam bidang ekonomi dan politik. Situasi ini semakin memburuk ketika VOC berhasil mendukung Sultan Haji dan mengambil alih kekuasaan di Banten. Pengaruh VOC yang mengendalikan perekonomian dan politik Banten semakin menghancurkan kerajaan ini dari dalam.

Jadi, jawabannya apa? Kemunduran Kerajaan Banten dalam berbagai bidang disebabkan oleh strategi devide et impera VOC dan perpecahan antara Sultan Haji dan Sultan Ageng Tirtayasa. Pengaruh VOC dalam ekonomi dan politik Banten semakin menghancurkan kerajaan ini dari dalam, memudahkan VOC untuk menguasai Banten dan menjadikannya daerah taklukan di nusantara.