Ketimpangan sosial selama ini memang menjadi fokus utama dalam studi sosiologi. Fenomena ini terjadi ketika ada perbedaan signifikan dalam distribusi kekayaan, kekuasaan, dan status antara berbagai kelompok dalam masyarakat. Dalam pandangan sosiologi, terdapat beberapa teori yang menggambarkan dan menjelaskan fenomena ini.
Teori Konflik
Teori konflik merujuk pada pandangan bahwa masyarakat terbagi menjadi kelompok-kelompok dengan kepentingan yang berbeda. Menurut teori ini, ketimpangan sosial terjadi karena adanya eksploitasi oleh kelompok yang berkuasa terhadap kelompok yang tidak berdaya. Dalam hal ini, ketimpangan dalam kesejahteraan dan kekuasaan dianggap sebagai hasil dari struktur sosial yang tidak seimbang.
Teori konflik diperkenalkan oleh Karl Marx, yang berpendapat bahwa masyarakat selalu dalam keadaan konflik karena adanya perbedaan kelas. Marx berpendapat bahwa kapitalis (kelas atas) mengeksploitasi proletar (kelas bawah), dan ini menghasilkan ketimpangan sosial.
Teori Fungsionalis
Berlawanan dengan teori konflik, teori fungsionalis melihat ketimpangan sosial sebagai bagian alamiah dari struktur masyarakat. Menurut teori ini, ketimpangan dalam kesejahteraan dan kekuasaan kontras dengan pandangan teori konflik. Teori fungsionalis berpendapat bahwa ketimpangan sosial diperlukan untuk memotivasi individu agar berprestasi dan berkontribusi lebih banyak kepada masyarakat.
Teori ini dikembangkan oleh Emile Durkheim dan menganggap bahwa masyarakat itu seperti organisme biologis, dimana setiap bagian memiliki fungsinya masing-masing. Dalam hal ini, ketidakseimbangan adalah cara masyarakat untuk memastikan posisi yang tepat bagi setiap individu berdasarkan kemampuan dan prestasi mereka.
Maka dari itu, bagaimana kita memandang ketimpangan sosial sangat bergantung pada teori mana yang kita gunakan sebagai lensa. Setiap pandangan menawarkan perspektif yang berbeda tentang penyebab dan efek dari ketimpangan sosial, serta tentang bagaimana kita harus merespon dan menanganinya sebagai masyarakat.
Jadi, jawabannya apa? Memahami ketimpangan sosial membutuhkan pemahaman tentang berbagai teori dan pendekatan yang ada. Dalam menghadapi masalah ketimpangan ini, kemampuan untuk melihat dari berbagai perspektif ini merupakan kunci dalam upaya mencari solusi yang tepat dan inklusif.