Pada esensinya, dalil adalah bukti atau alasan yang digunakan untuk memperkuat suatu argumen atau klaim. Dalam konteks teologi Islam, dalil digunakan untuk membuktikan kebenaran Allah SWT. Ada dua jenis dalil yang digunakan dalam proses ini, yaitu dalil aqli dan dalil naqli.
Dalil Naqli
Dalil naqli adalah dalil yang berdasarkan pada wahyu atau nash (teks) yang turun dari Allah SWT melalui rasul-Nya seperti Al-Qur’an dan Hadist. Setiap muslim mengakui dan menerima dalil naqli sebagai kebenaran mutlak yang tidak dapat diganggu gugat dan menjadi dasar keyakinan mereka.
Contoh paling jelas dari dalil naqli adalah ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang secara eksplisit menggambarkan eksistensi dan sifat-sifat Allah dan ayat-ayat yang menjelaskan hukum-hukum-Nya, baik yang bersifat mu’amalah (manusia dengan manusia) maupun yang bersifat ubudiyah (manusia dengan Allah).
Dalil Aqli
Selain dalil naqli, ada juga dalil aqli yang merupakan dalil berdasarkan pada akal pikiran manusia. Dalil aqli membantu dalam memahami dan membuktikan kebenaran Allah melalui renungan dan logika. Namun, yang perlu diingat adalah, bahwa dalil aqli ini harus selaras dengan dalil naqli, jika ada kontradiksi maka dalil naqli lah yang menjadi rujukan.
Contoh paling sederhana adalah ketika kita melihat keindahan alam semesta, kita dapat menggunakan akal kita untuk menyadari bahwa semesta ini harus memiliki pencipta yang Maha Kuasa, dan itulah Allah. Ini adalah logika sederhana tetapi kuat yang bisa dijangkau oleh akal pikiran manusia.
Kesimpulan
Dengan menggunakan baik dalil naqli dan dalil aqli, umat Islam dapat memahami dan meyakini kebenaran Allah SWT. Dalil naqli membantu kita memahami konsep-konsep Islam dengan jelas dan detail berdasarkan pembukaan ilahi, sementara dalil aqli memungkinkan kita untuk menggunakan akal yang dianugerahkan Allah kepada kita untuk menjelajahi dan memahami dunia yang Dia ciptakan.
Namun, perlu diingat bahwa baik dalil aqli maupun naqli, keduanya bertujuan untuk membantu kita mendekatkan diri kepada Allah, bukan untuk mencoba memahami hakikat-Nya, karena hakikat Allah adalah misteri yang tidak dapat dimengerti oleh akal manusia.
Jadi, jawabannya apa? Allah SWT adalah kebenaran yang dapat dibuktikan melalui dalil naqli dan dalil aqli. Kedua jenis dalil ini saling melengkapi dan berfungsi sebagai jembatan antara manusia dan pemahaman mereka tentang kebenaran spiritual dan fisik dunia ini.