Penilaian atau asesmen merupakan proses sistematis untuk mengumpulkan data atau informasi tentang suatu subjek dengan tujuan untuk membuat kesimpulan yang berorientasi pada pemecahan masalah ataupun pengambilan keputusan. Dalam konteks pendidikan, asesmen digunakan untuk menilai pemahaman siswa, kemampuan berpikir kritis, dan keterampilan lainnya. Penentuan alat ukur dalam penyusunan asesmen adalah elemen kunci, dan keputusan tersebut sangat tergantung pada beberapa faktor penting.
Tujuan Asesmen
Faktor pertama adalah tujuan dari asesmen itu sendiri. Alat pengukuran harus dapat mencerminkan tujuan asesmen. Misalnya, jika tujuan asesmen adalah untuk menilai kemampuan berpikir kritis siswa, maka alat ukur harus didesain sedemikian rupa untuk mengukur skill tersebut. Jika tujuannya adalah untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang materi ajar, maka alat pengukuran berupa tes pilihan ganda atau tes essei mungkin lebih tepat.
Karakteristik Siswa
Faktor kedua adalah karakteristik siswa seperti usia, tingkat pendidikan, dan kemampuan belajar mereka. Alat ukur yang paling tepat untuk mahasiswa mungkin tidak akan berfungsi dengan baik untuk siswa sekolah dasar. Begitu juga, alat ukur yang baik untuk siswa yang memiliki kesulitan belajar mungkin tidak sesuai untuk digunakan pada siswa dengan talenta istimewa.
Materi yang Akan Dinilai
Faktor ketiga adalah materi atau konsep yang akan dinilai. Beberapa konsep atau materi lebih baik diukur dengan tes tertulis, sementara yang lainnya mungkin lebih cocok dinilai dengan penilaian praktik atau hasil karya. Misalnya, penguasaan siswa atas konsep matematika mungkin dapat dinilai dengan tes tertulis, sedangkan kemampuan mereka dalam praktek seni dapat dinilai melalui penilaian portofolio karya mereka.
Sumberdaya yang Tersedia
Faktor keempat adalah sumberdaya yang tersedia termasuk waktu, tenaga, dan keuangan. Pembuatan dan pelaksanaan asesmen harus efisien dan efektif sehingga tidak memberikan beban yang berlebihan kepada guru dan siswa.
Terpenting, dalam memilih alat ukur, selalu ingat bahwa tidak ada alat ukur yang sempurna. Setiap alat memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Oleh sebab itu, kombinasi dari berbagai alat ukur mungkin seringkali dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif dan akurat tentang apa yang telah dipelajari dan diterapkan oleh siswa.
Untuk memilih alat ukur yang tepat dalam penyusunan asesmen, pertimbangkan selalu faktor-faktor di atas. Dengan begitu, Anda bisa lebih yakin bahwa hasil asesmen yang Anda dapatkan valid dan dapat diandalkan.
Jadi, jawabannya apa? Penentuan alat ukur yang tepat dalam proses penyusunan asesmen sangat tergantung pada tujuan asesmen, karakteristik siswa, materi yang akan dinilai, dan sumberdaya yang tersedia.