Perdagangan manusia adalah suatu kejahatan terhadap kemanusiaan yang terus meningkat dan seringkali menimpa kaum perempuan. Masalah ini melibatkan berbagai pihak yang bertanggung jawab baik secara langsung maupun tidak langsung. Teori-teori kriminologi membantu kita memahami kaum peran, dinamika, dan pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam perdagangan manusia.
Analisis Melalui Teori Kontrol Sosial
Teori kontrol sosial berargumen bahwa individu akan mengikuti aturan sosial jika mereka merasa terikat dan berinvestasi pada masyarakat. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung jawab adalah pihak yang gagal menjaga ikatan sosial ini, misalnya keluarga, komunitas, dan institusi pendidikan. Jika ikatan ini lemah atau tidak ada, maka individu lebih mudah diperdagangkan dan dieksploitasi.
Teori Strain
Menurut teori strain, tekanan atau ‘strain’ yang dihasilkan oleh masyarakat dapat mendorong individu untuk melakukan tindakan kriminal. Dalam konteks perdagangan manusia, ‘strain’ dapat berarti kemiskinan, pengangguran, dan kurangnya pendidikan. Oleh karena itu, pihak yang bertanggung jawab dapat mencakup pemerintah dan organisasi internasional yang gagal mencegah atau mengurangi ‘strain’ ini.
Teori Pilihan Rasional
Teori pilihan rasional mengemukakan bahwa pelaku kejahatan membuat keputusan rasional untuk melanggar hukum berdasarkan analisis manfaat dan risiko. Dalam hal perdagangan manusia, pelaku beroperasi dengan asumsi bahwa manfaatnya (misalnya keuntungan finansial) lebih besar dari risikonya. Oleh karenanya, pihak yang bertanggung jawab termasuk pihak penegak hukum yang gagal memberikan hukuman yang cukup untuk mencegah kejahatan tersebut.
Ada juga pihak lain yang memiliki kepentingan dan tanggung jawab langsung dalam perdagangan manusia yaitu sindikat kejahatan yang menjalankan operasi perdagangan manusia dan pelanggan yang membantu mempertahankan permintaan untuk perdagangan manusia.
Untuk menangani kejahatan ini, semua pihak harus bekerja sama; pemerintah, komunitas, keluarga dan individu perlu mengambil langkah-langkah proaktif untuk mencegah dan melawan perdagangan manusia. Ini dapat melalui penguatan ikatan sosial, mitigasi ‘strain’, dan peningkatan hukuman untuk para pelaku.
Jadi, jawabannya apa? Bertanggung jawab terhadap kasus-kasus perdagangan manusia yang kebanyakan menimpa kaum perempuan bukanlah satu pihak saja, melainkan melibatkan banyak pihak, mulai dari individu, komunitas, pemerintah, hingga pelaku kejahatan itu sendiri.