PT Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penyediaan komputer jinjing. Dalam operasionalnya setiap tahunnya, PT Perkasa memerlukan sebanyak 600.000 unit komputer jinjing untuk memenuhi permintaan pasar. Bisnis perusahaan ini cukup cemerlang, namun tetap memerlukan pengawasan yang kuat dalam hal persediaan barang. Pasalnya, penyediaan komputer jinjing dalam jumlah besar tentunya memerlukan biaya yang cukup besar.
Dalam pengawasan persediaan, perusahaan menggunakan biaya pesan sebesar 100.000 rupiah per pesanan. Selain itu, perusahaan juga memiliki biaya simpan sebesar 48 rupiah per unit komputer jinjing. Dengan adanya biaya-biaya tersebut, tentunya perusahaan perlu melakukan strategi dalam menentukan waktu pemesanan barang agar optimal dan efisien.
Oleh karena itu, PT Perkasa perlu menentukan frekuensi pemesanan per tahun dan juga biaya total persediaannya. Hal ini sangat penting untuk mengoptimalkan biaya dan sekaligus menjaga kontinuitas operasional perusahaan.
Secara matematis untuk menentukan frekuensi pesanan optimal, PT Perkasa bisa menggunakan rumus Economic Order Quantity (EOQ).
EOQ (Frekuensi Pemesanan) = √((2DS)/H)
Dengan D adalah kebutuhan tahunan (600.000 unit), S adalah biaya pesan (100.000 rupiah), dan H adalah biaya simpan per unit (48 rupiah).
Substitusikan angka-angka tersebut ke dalam rumus, kita dapatkan frekuensi pemesanan yang optimal.
Sementara untuk menghitung biaya total persediaan, rumus yang digunakan adalah:
Total Cost = (D/EOQ) * S + (EOQ/2) * H
Setelah mendapatkan nilai EOQ, angka ini bisa dimasukkan ke rumus di atas untuk mendapatkan total biaya persediaan.
Jadi, jawabannya apa?
Ya, berdasarkan data dan rumus yang telah kita bahas, jawaban dari frekuensi pemesanan dan biaya total persediaan PT Perkasa bergantung pada hasil perhitungan dari rumus EOQ dan Total Cost di atas. Dengan begitu, PT Perkasa dapat mengoptimalkan pengelolaan persediaannya dan sekaligus meningkatkan efisiensi operasionalnya.
