Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kesetaraan hak dan harkat manusia tanpa memandang status, warna kulit, dan latar belakang etnis. Salah satu doktrin yang ditekankan dalam Al-Qur’an berkenaan dengan hal ini ialah ayat “Wa laqod karomna bani adam” atau “Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kemanusiaan kepada Bani Adam.”
Ayat ini terletak dalam Surah Al-Isra’ (17) ayat 70 dan memiliki makna yang sangat mendalam.
Ayat “Wa laqod karomna Bani Adam”
Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah memuliakan Bani Adam, Kami angkut mereka di darat dan di laut, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas banyaknya makhluk yang telah Kami ciptakan.” (Al-Isra’ : 70)
Lebih dari sekedar teks agama, ayat ini mengedepankan harkat dan derajat manusia sebagai makhluk yang dimuliakan. Dimulai dengan frase “Wa laqod karomna Bani Adam,” Allah menunjukkan bahwa setiap individu dari Bani Adam diberikan martabat dan harganya yang tinggi.
Tafsir Ayat “Wa laqod karomna Bani Adam”
Islam mengajarkan bahwa semua manusia dilahirkan dalam keadaan “fitrah”, murni dan sama. Martabat sebagai Bani Adam pula yang membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Ayat ini mencerminkan konsep fundamental kesetaraan dalam Islam dan menunjukkan bahwa kebaikan dan keburukan seseorang tidak bergantung pada ras, warna kulit, atau status sosial, tetapi pada tindakannya sendiri.
Dalam ayat ini, ada beberapa penekanan yang patut diperhatikan. Pertama, konsep ‘kemuliaan’. Allah SWT bukan hanya menciptakan manusia, tetapi juga memberinya kemuliaan dan kehormatan yang tidak diperoleh makhluk lainnya. Selain itu, manusia diberi kelebihan untuk merawat dan menjaga alam semesta.
Kedua, manusia diberi banyak fasilitas dan kebebasan oleh Allah, seperti kebebasan untuk berkelana di darat dan di laut serta neraca rezeki yang baik. Ini semua merupakan tanda kebesaran Allah dan rahmatNya terhadap manusia.
Kesimpulan
Ayat “Wa laqod karomna Bani Adam” ini adalah manifestasi dari ajaran adil dan merata dalam Islam. Ayat ini menggambarkan bagaimana setiap manusia memiliki martabat dan harkat yang tinggi di mata Tuhan. Sebagai makhluk yang dimuliakan, tugas dan tanggung jawab manusia tidak hanya terhadap diri sendiri dan sesama makhluk sosial, tetapi juga kepada alam semesta dan Sang Pencipta. Manusia diharapkan mampu menjalankan amanah tersebut dengan baik, sehingga martabat dan harkat sebagai Bani Adam tetap terjaga.