Kebudayaan, sebuah konsep abstrak tapi sangat kaya. Dalam bahasa populer, kebudayaan kerap dianggap sebagai upacara, tradisi, dan ritual di benak massa umum. Namun, sebenarnya, kebudayaan melampaui definisi tersebut. Setiap aktivitas, perilaku, pemikiran, dan produk intelektual dari masyarakat bisa dianggap sebagai bagian dari kebudayaan. Kebudayaan adalah jaringan kompleks dari makna simbolik dan nilai yang ditransfer dari generasi ke generasi. Dan siapa pembuat jaringan ini? Sebuah pertanyaan yang pasti menemukan jawabannya di sekitar kita: manusia adalah pembuat kebudayaan.
Manusia selalu menciptakan dan memengaruhi kebudayaan di sekelilingnya. Sehingga, manusia diistilahkan sebagai ‘homo culturalis’, sebuah istilah yang dirumuskan oleh ahli antropologi untuk menjelaskan kemampuan unik manusia dalam menciptakan kebudayaan dan terus meneruskannya.
Homo Culturalis: Manusia Pembuat Kebudayaan
Unik, kreatif, dan adaptif – tiga kata yang dengan sempurna menggambarkan homo culturalis. Istilah ini mencerminkan bagaimana manusia memanipulasi dunia mereka melalui cara budaya bukan hanya insting biologis. Selain itu, homo culturalis menggambarkan bagaimana manusia memiliki kapasitas unik untuk menciptakan simbol dan artefak budaya, yang pasca penciptaannya sering diberikan makna tertentu.
Kekuatan Manusia dalam Menciptakan Kebudayaan
Manusia memiliki kekuatan untuk memberikan makna pada dunia, dan kekuatan ini menciptakan kebudayaan. Kebudayaan adalah hasil penafsiran manusia terhadap dunia dan caranya mengekspresikan pemahaman itu melalui simbol, bahasa, norma dan institusi. Kegiatan ini melahirkan keunikan dari setiap masyarakat dan menunjukkan bagaimana manusia sebagai ‘pembuat kebudayaan’.
Pelajaran dari Pembuat Kebudayaan
Manusia adalah pembuat kebudayaan sehingga diistilahkan sebagai homo culturalis, dan pelajarannya adalah bahwa kebudayaan adalah proses yang dinamis. Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis dan tidak berubah, tetapi selalu berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat dan individu yang menciptakannya.
Sebagai pembuat kebudayaan, kita semua bertanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan kami sekaligus membawanya beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dan dalam menciptakan dan mewariskan kebudayaan, kita juga menciptakan identitas kita sebagai manusia.
Jadi, biarpun kita selalu dikaitkan dengan teknologi dan ilmu pengetahuan, peran kita sebagai mahkluk budaya tetap sama pentingnya. Sebagai homo culturalis, kita adalah pelindung sekaligus pencipta dari dunia budaya yang beragam ini.
Dalam rangka memahami manusia sebagai pembuat kebudayaan, perlu diingat bahwa tiap individu memiliki potensi untuk berkontribusi pada perkembangan dan penghormatan kebudayaan. Manusia sebagai agen budaya berarti bahwa setiap individual, tak peduli seberapa kecil, memiliki kapasitas untuk memperkaya budaya dan memberikan warna pada dunia.
Oleh karena itu, pengenalan manusia sebagai pembuat kebudayaan membuka cakrawala untuk pemahaman yang lebih lebar dan lebih luas tentang bagaimana kita sebagai spesies berinteraksi dengan dunia dan bagaimana kita memahami, memaknai dan membentuk dunia di sekitar kita. Setelah semua, manusia adalah arsitek dari dunia mereka sendiri melalui kebudayaan yang mereka ciptakan.